Jelang Nyepi, Umat Hindu Diajak Aktif Jaga Persatuan Bangsa
Oleh
M Fajar Marta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941, umat Hindu diajak untuk berperan lebih aktif dalam menjaga persatuan bangsa. Umat Hindu diminta menerapkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Ajakan tersebut diungkapkan oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi DKI Jakarta I Ketut Wiardana pada Minggu (3/3/2019) dalam acara di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Utara Syamsuddin Lologau dan Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim.
Ketut mengatakan, Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 pada dasarnya adalah kesempatan bagi umat Hindu untuk melakukan evaluasi terhadap diri masing-masing selama setahun ke belakang. Mereka perlu mengetahui hal-hal negatif yang diperbuat dan memperbaikinya pada tahun mendatang.
Sebagai salah satu unsur masyarakat, umat Hindu juga harus ikut aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan di wilayah masing-masing. Pasalnya, saat ini kabar bohong dan ujaran kebencian terhadap salah satu kelompok kerap terjadi dan mengancam keamanan dan persatuan bangsa.
Dengan melaksanakan Catur Brata penyepian atau empat larangan saat Nyepi, umat Hindu diharapkan dapat memiliki pikiran dan jiwa yang bersih agar dapat menentukan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam menjaga kesatuan.
Adapun empat larangan yang dimaksud adalah Amati Karya yang berarti tidak melakukan pekerjaan fisik, Amati Geni (tidak menyalakan lampu atau lilin dan tidak mengobarkan hawa nafsu), Amati Lelanguan (tidak menikmati segala bentuk kesenangan), dan Amati Lelungaan (tidak bepergian ke luar rumah).
Ketut juga mengingatkan, ajaran Tri Kaya Parisudha (pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik) serta Tri Hita Karana (hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan) yang ada dalam agama Hindu juga perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga Hari Raya Nyepi dijadikan sarana umat untuk evaluasi diri dan memacu mereka untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga dan bangsa dengan hidup penuh toleransi, kasih sayang, dan saling membantu untuk mewujudkan kerukunan,” katanya.
Ajakan serupa juga diserukan Syamsuddin. Ia menuturkan, upaya memperkuat keutuhan masyarakat semakin perlu digalakkan menjelang pemilihan umum April mendatang.
Ia melanjutkan, Jakarta merupakan kota multikultural yang didiami orang-orang dari beragam latar belakang. Untuk itu, kondisi ibukota harus dijaga agar tetap kondusif dan harmonis. Hal ini sudah menjadi kewajiban bagi seluruh warga Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Utara.
“Saya harap, umat Hindu dapat menerapkan ajaran tentang persaudaraan di lingkungan sekitar,” pungkas Syamsuddin.