Jumlah Petambang yang Tertimbun Diduga Lebih dari 50 Orang
Oleh
HARRY SUSILO/RENY SRI AYU
·4 menit baca
BOLAANG MONGONDOW, KOMPAS – Berdasarkan kesaksian petambang yang selamat, jumlah petambang yang diduga masih tertimbun di dalam lokasi tambang longsor di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, mencapai lebih dari 50 orang. Adapun tim pencari gabungan memperkirakan sekitar 30 petambang.
Pemerintah terus melakukan verifikasi jumlah korban yang diduga masih tertimbun, namun terkendala minimnya warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya.
Heldi Mokoagow (34),salah satu petambang yang selamat, mengungkapkan, jumlah petambang yang tertimbun saat lubang tambang emas ilegal runtuh di Desa Bakan kemungkinan lebih dari 50 orang. Sebab, sebelum longsor terjadi, dia melihat petambang yang bekerja di dalam lubang bisa mencapai 80 orang hingga lebih dari 100 orang.
“Di dalam itu yang sedang menambang ramai sekali. Di ruangan yang besar saja ada sekitar 50 orang. Belum lagi di lubang-lubang kecil. Mungkin total ada lebih dari 100 orang,” ujar Heldi, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu, Sulawesi Utara, Sabtu (2/3/2019).
Longsor terjadi pada Selasa (26/2/2019) pukul 21.10 Wita saat para petambang sedang berada di dalam lubang tambang emas ilegal di Desa Bakan. Tiang dan papan penyangga lubang galian tiba-tiba patah akibat kondisi tanah yang labil. Tanah dan bebatuan yang longsor pun menimbun mereka.
Saat bebatuan dan tanah di dalam lubang runtuh, Heldi terjepit batu sehingga terpaksa bersandar di dinding dalam posisi berdiri. Dia akhirnya dikeluarkan dari dalam lubang oleh Rinto Mokoagow (27), sang adik, untuk segera dibawa ke RSUD Kotamobagu. Heldi yang tinggal di Desa Gogagoman, Kotamobagu, dirawat di rumah sakit karena tangan dan kakinya terluka.
Kepala Desa Bakan Hasanudin Mokodompit mengakui, ratusan orang biasa menambang di lubang tambang emas ilegal tersebut setiap hari. Namun, banyak petambang yang berasal dari luar Desa Bakan.
Aparat desa sudah berkali-kali melarang aktivitas penambangan ilegal tersebut, tetapi warga tak peduli. “Mereka tetap menambang karena penghasilan dari tambang emas itu memang besar. Bisa jutaan rupiah dalam satu hari,” ucap Hasanudin.
Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Abdul Muin mengakui, jumlah petambang yang diduga masih tertimbun di dalam lubang masih simpang siur. “Kami membuat perkiraan ada sekitar 60 orang di dalam lubang berdasarkan keterangan petambang dan warga setempat. Memang ada juga warga yang bilang sekitar 50 orang yang di dalam lubang, bahkan ada juga yang bilang 100 orang,” ucap Abdul Muin, di Desa Bakan, Sabtu.
BPBD Bolaang Mongondow, kepolisian, dan pemerintah desa belum mengetahui secara persis jumlah petambang yang diduga tertimbun karena laporan kehilangan oleh warga masih sedikit. Abdul Muin menyebutkan, warga diduga takut melapor kehilangan anggota keluarga karena mereka bekerja di tambang emas ilegal.
Evakuasi vertikal
Hingga Sabtu (2/3/2019) sore, alat berat masih bekerja untuk membuat jalur agar dapat mendekat ke lokasi tambang longsor. Jalan itu akan digunakan alat berat untuk membuat lubang baru di atas tambang yang longsor.
Menurut Abdul Muin, setelah bagian atas dilubangi untuk pintu masuk, tim pencari gabungan melakukan evakuasi jasad korban dengan menggunakan sistem vertikal. “Karena kalau dibongkar semua lubang tambang tersebut, tambah parah nanti kondisi mayat yang ada di dalam,” kata Abdul Muin.
Setelah evakuasi dapat dilakukan, tim akan bekerja nonstop secara bergantian setiap delapan jam sekali. Satu tim yang bekerja masuk ke dalam lubang untuk mengevakuasi jasad petambang setidaknya terdiri dari 10 petugas, belum termasuk petugas yang membantu proses evakuasi jasad ke lokasi datar. “Petugas akan bekerja siang-malam,” tutur Abdul Muin.
Evakuasi dilakukan tim pencari gabungan beranggotakan 400 personel yang terdiri atas petugas Badan SAR Nasional, tentara, kepolisian, BPBD Bolaang Mongondow, tentara, kepolisian, Palang Merah Indonesia, dan regu tanggap darurat PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM). Lubang tambang emas ilegal tersebut berada di dalam konsesi tambang emas PT JRBM.
Berdasarkan data terbaru yang dihimpun BPBD Bolaang Mongondow, Basarnas, TNI, dan Polri, hingga Sabtu sore, sebanyak 28 petambang sudah dievakuasi dengan 9 orang di antaranya meninggal. “Awalnya 20 orang selamat tetapi kemudian ada satu petambang yang meninggal saat dirawat di rumah sakit,” ucap Abdul Muin.