Daerah Pemilihan Jawa Tengah VII bak medan pertarungan para bintang. Betapa tidak, tiga pemimpin DPR periode 2014-2019 akan berlaga di daerah pemilihan ini. Ketiganya sama-sama petahana yang telah mengemban tugas legislatif selama dua periode berturut-turut di Senayan.
Selain tiga bintang tersebut, tiga petahana lain juga kembali mencalonkan diri. Menariknya, total dari enam caleg ini termasuk loyal dengan partai politiknya. Mereka kali ini juga maju melalui bendera partai yang sama.
Dengan profil diri yang sudah mengakar, siapa sesungguhnya caleg yang berpeluang paling besar memenangi hati pemilih di daerah pemilihan Jateng VII yang meliputi Banjarnegara, Kebumen, dan Purbalingga? Masih adakah peluang bagi caleg baru?
Peluang setiap caleg salah satunya bisa dilihat dari rekam jejak keterpilihan. Ketua DPR Bambang Soesatyo di pemilu ini tetap maju bersama Partai Golkar. Ia tidak pernah menonjol di tiga kabupaten di atas selama dua pemilu. Namun, Bamsoet, demikian dia biasa dipanggil, dapat mempertahankan suara selama dua periode pemilu. Perolehannya cukup kuat di Purbalingga dan bertambah di Kebumen pada Pemilu 2014.
Lain lagi dengan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan (PAN) yang meraih suara terbanyak di antara tujuh caleg yang lolos pada Pemilu 2009. Sayangnya, ia kehilangan 26,4 persen suara pada Pemilu 2014. Penurunan terparah terjadi di Banjarnegara.
Taufik sendiri pada Senin (29/10/2018) ditetapkan sebagai tersangka dugaan penerima suap terkait pengurusan anggaran dana alokasi khusus untuk Kabupaten Kebumen dalam APBN Perubahan 2016. Hingga Selasa (19/2/2019), DPR belum menerima surat pengusulan penggantian Taufik dari Fraksi PAN di DPR.
Sementara itu, Utut Adianto, Wakil Ketua DPR dari PDI-P, memperoleh suara yang melejit pada Pemilu 2014. Ia menjadi caleg di posisi pertama dengan perolehan 67.001 suara. Padahal, pada 2009, ia berada di urutan kedua terbawah dari tujuh caleg yang lolos. Utut menjadi caleg dengan perolehan suara terbanyak di Purbalingga.
Selain tiga bintang di atas, terdapat tiga caleg yang juga memiliki modal politik cukup kuat. Mereka adalah Darori Wonodipuro (Partai Gerindra), Amelia Anggrainidan (Partai Nasdem), dan Taufiq R Abdullah (PKB). Ketiganya merupakan petahana dengan perolehan suara mumpuni di Pemilu 2014.
Darori menjadi penguasa suara terbesar di Kabupaten Kebumen dengan 46,9 persen suara. Ia menjadi caleg terpilih di peringkat kedua setelah Utut. Sementara Amelia dan Abdullah, meski berada si posisi bontot, perolehan suaranya merata di ketiga kabupaten dalam dapil ini.
Meski kuat, perolehan suara para bintang menunjukkan fluktuasi karena potensi pemilih mengubah pilihannya masih cukup tinggi. Apalagi, masalah ekonomi di dapil ini belum bisa dikatakan membaik. Angka kemiskinan, misalnya, di dapil ini mencapai 18,54 persen pada 2017. Jawa Tengah VII menjadi dapil ketujuh termiskin di antara 80 dapil lainnya.
Rata-rata, pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir (2013-2017) juga masih di bawah rata-rata nasional, yaitu 5,27 persen. Tentu kondisi ini menjadi pekerjaan tidak mudah bagi caleg, terutama mereka yang baru terjun di dapil ini. Mereka perlu memikirkan program konkret yang bisa menjawab persoalan kemiskinan yang dihadapi secara umum masyarakat di daerah pemilihan ini. (LITBANG KOMPAS)