JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pemuda dan Olahraga mempercepat proses penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan cabang-cabang olahraga untuk memastikan pelatnas SEA Games 2019 dan Olimpiade 2020 segera berjalan. Pekan ini, 20 cabang olahraga ditargetkan akan menandatangani MoU anggaran 2019.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenpora dan cabang-cabang olahraga sempat terkendala proses verifikasi pertanggungjawaban penggunaan anggaran 2018 dan proposal anggaran 2019 yang panjang. ”Namun, kami memastikan dalam pekan ini harus ada kemajuan,” katanya di Jakarta, Minggu (3/3/2018).
Gatot menyebutkan, 20 cabang yang akan menandatangani nota kesepahaman antara lain dayung, panjat tebing, tenis, pencak silat, sepak takraw, taekwondo, tinju, senam, voli pantai, panahan, renang, atletik, balap sepeda BMX, dan judo.
Sementara itu, 20 cabang yang belum mengajukan proposal pelatnas 2019 antara lain karate, balap sepeda MTB, menembak, soft tennis, gulat, dan catur. ”Kami harapkan cabang-cabang ini segera mengajukan proposal agar proses pencairan anggaran bisa segera berjalan,” ujar Gatot.
Sebelumnya, tiga cabang olahraga telah menandatangani MoU anggaran, yaitu PB PABBSI (angkat besi, angkat berat, dan binaraga), PB PBSI (bulu tangkis), dan PB WI (wushu). Kemenpora menyetujui pemberian bantuan dana pelatnas untuk PABBSI sebesar Rp 11 miliar, PBSI Rp 14 miliar, dan PB WI sebanyak Rp 10,9 miliar. Angka itu jauh lebih kecil daripada usulan cabang. Angkat besi semula mengusulkan sekitar Rp 20 miliar, bulu tangkis hampir Rp 40 miliar, dan wushu Rp 30 miliar.
Terlambat
Setelah penandatanganan kesepakatan ini, menurut Gatot, diperlukan waktu 5-7 hari untuk mencairkan anggaran. Nantinya anggaran akan dipakai untuk kebutuhan pelantas, seperti honor atlet dan pelatih, akomodasi pelatnas, nutrisi, dan pemulihan tubuh. Penandatanganan nota kesepahaman ini mundur sekitar satu bulan dari target pada Februari 2019.
Meskipun mundur dari waktu yang ditetapkan, lanjutnya, hal ini tidak akan mengganggu pelatnas. Berkaca pada penyelenggaraan pelatnas tahun lalu, anggaran dicairkan pada Februari, sementara Asian Games bergulir enam bulan kemudian atau pada Agustus 2018. Tahun ini, atlet-atlet disiapkan untuk bersaing di SEA Games, yang akan bergulir pada November.
”Selain itu, kami sudah sering sosialisasi ke cabang olahraga agar pelatnas tidak tergantung kucuran dana dari Kemenpora. Penggunaan anggaran yang sesuai ketentuan pasti akan diganti,” ujar Gatot.
Manajer Tim Angkat Besi Indonesia Sonny Kasiran mengatakan, anggaran pemerintah belum cair. ”Mungkin akan cair Senin atau Selasa,” katanya.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PABBSI Alamsyah Wijaya mengatakan, keterlambatan pengucuran anggaran sempat menghambat program latihan tim angkat besi Indonesia dan membuat tim frustrasi untuk mencari dana talangan. Apalagi, sejak awal tahun, tim angkat besi sudah mengikuti sejumlah kejuaraan untuk mengumpulkan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Meskipun sudah ada penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenpora dan pengurus cabang olahraga, Alamsyah mengatakan, pengucuran anggaran tidak serta-merta terjadi. ”Seharusnya keterlambatan pencairan dana seperti ini tidak terulang lagi,” ucapnya.