2019, Penyaluran Kredit Diproyeksikan Tumbuh Dua Digit
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha/Karina Isna Irawan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Makin membaiknya kondisi perekonomian Indonesia membuat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan tahun ini berpotensi tumbuh hingga 12 persen. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan fungsi intermediasi perbankan.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) selama Januari 2019, kredit perbankan mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,9 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan periode Januari 2018 sebesar 7,4 persen.
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Wisnu Wardana, mengatakan data tersebut menunjukkan tren pertumbuhan kredit sejak akhir tahun lalu berlanjut. Pertumbuhan ditopang stabilitas aktivitas ekonomi dalam negeri seiring penguatan harga komoditas ekspor Indonesia.
“Kelanjutan dari program proyek infrastruktur pemerintah saat ini juga turut memengaruhi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (5/3/2019).
Wisnu memproyeksikan pertumbuhan penyaluran kredit akan mencapai 12 persen. Hal ini berdasarkan asumsi laju pertumbuhan ekonomi domestik yang masih stabil.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam sesi panel Proyeksi Ekonomi Indonesia 2019 di Jakarta akhir Februari 2019 menjamin akan terus memompa kebutuhan likuiditas perbankan. Stabilitas ekonomi akan dijaga dengan kecukupan likuiditas di pasar keuangan.
Tahun lalu, misalnya, BI berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk menambah likuiditas melalui peningkatan porsi surat berharga negara (SBN) asing. Tujuannya agar arus modal asing kembali masuk sehingga nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat.
“Pada Januari kemarin BI juga masih menginjeksi likuiditas. Namun, pada Februari terdapat operasi moneter. Ada yang menyerap, tetapi ada juga menyalurkan ke bank-bank yang membutuhkan. Kami terus pantau,” ujarnya.
Adapun posisi M2 pada Januari 2019 tercatat sebesar Rp 5.645,8 triliun atau bertambah 5,5 persen dibandingkan dengan Januari tahun lalu. Angka tersebut tergolong melambat karena pertumbuhan M2 pada bulan sebelumnya mencapai 6,3 persen.
Meski begitu, Perry tetap optimistis kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi tahun 2018 mencapai 5,17 persen, lebih tinggi dibandingkan 2017 sebesar 5,07 persen.