CIANJUR, KOMPAS - Bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) koleksi Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali mekar, Senin (4/3/2019). Sebelumnya, bunga anakan ini pernah mekar sekitar empat tahun lalu.
Teknisi Perkebunrayaan Kebun Raya Cibodas-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Daseng Ahmad, di Cianjur, Selasa (5/3/2019), mengatakan, bunga mekar sempurna Senin dini hari. Adapun kuncup bunga pertama kali teramati akhir Januari 2019.
"Spatha (selundang bunga) akan bertahan sekitar lima hari, sedangkan spandix (tongkol) bunga bisa dua minggu. Setelah itu bunga akan layu," kata Daseng.
Berdasarkan pengukuran oleh Kebun Raya Cibodas, tinggi bunga bangkai endemik Sumatra itu 2,81 meter dengan lebar selundang bunga 1,244 meter. Tongkol bunga kuning pucat dengan gradasi ungu, sedangkan selundang bunga kuning kehijauan dengan perpaduan merah keunguan di bagian ujungnya.
Hari kedua setelah mekar, bau bangkai yang berasal dari dalam bunga tidak lagi tercium dari kejauhan. Bau baru tercium ketika menengok ke bagian dalam bunga. Menurut orang Kebun Raya Cibodas yang pernah mengamati, bau bangkai sangat pekat ketika bunga baru saja mekar.
Daseng menjelaskan, umumnya butuh waktu sekitar empat tahun bagi bunga bangkai untuk mekar. Di Kebun Raya Cibodas, bunga anakan yang ditanam dari biji induknya pada tahun 2000 baru mulai mekar pada usia 11-14 tahun.
Ada tiga fase hidup bunga bangkai, yaitu fase vegetatif (berdaun), fase dorman (istirahat), dan fase generatif (berbunga). Fase berdaun berlangsung berkisar 2-3 tahun, fase dorman 9-14 bulan, dan fase berbunga dalam hitungan minggu.
"Di sini juga ada satu kuncup bunga yang muncul. Perkiraannya akan mekar akhir bulan ini," ujarnya.
Peneliti Kebun Raya Cibodas-LIPI Destri mengatakan, ada 14 individu bunga bangkai yang dikoleksi Kebun Raya Cibodas, termasuk satu induknya. Induknya merupakan hasil eksplorasi flora di Bukit Sungai Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada 2000.
Di lokasi asalnya, tanaman itu tumbuh pada ketinggian sekitar 840 meter di atas permukaan laut (dpl). Adapun di Kebun Raya Cibodas, bunga itu tumbuh pada ketinggian sekitar 1.300 meter dpl.
Humas Kebun Raya Cibodas Dwi Novia Puspitasari mengatakan, karena jumlahnya belasan, hampir setiap tahun ada bunga bangkai yang mekar di Kebun Raya Cibodas. Terakhir kali ada bunga bangkai yang mekar, yakni 17 Desember 2018 dengan tinggi 3,20 meter. Bunga itu juga merupakan anakan yang ditanam tahun 2000.
Adapun bunga tertinggi mekar tahun 2016. Tinggi bunga yang muncul dari induknya itu mencapai 3,735 meter. "Melewati rekor dunia. Dari penelusuran kita, yang paling tinggi di Amerika Serikat 3,2 meter. Sayangnya, rekor itu tidak tercatat dalam Museum Rekor Indonesia karena Kebun Raya Cibodas sedang keterbatasan dana. Harus ada dana 30 jutaan kalau tidak salah," kata Dwi.
Dwi menambahkan, selain Kebun Raya Cibodas, bunga bangkai juga dikembangkan di Kebun Raya Bogor. Meski demikian, hasilnya tidak semaksimal di Kebun Raya Cibodas.
Konservasi
Di alam, kelestarian bunga bangkai terancam sehingga dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 dan termasuk tumbuhan langka di Indonesia. Menurut Destri, International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkan bunga bangkai dalam daftar merah.
Meski demikian, Destri mengatakan, Kebun Raya Cibodas dengan koleksi yang bagus dan sehat sudah berhasil memperbanyak jumlah tumbuhan ini dari biji. Hal itu tentunya akan lebih bagus untuk konservasi. "Hingga sekarang kita sudah punya sekitar 500 bibit bunga bangkai," ujarnya.
Habitat bunga bangkai berada di ketinggian 0-1.200 mdpl dengan daya toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan yang berubah. Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 220 spesies bunga bangkai yang tersebar di bagian subtropis Himalaya timur hingga Australia timur laut yang beriklim tropis. Dari seluruh spesies tersebut, 11,81 persen (26 spesies) ada di Indonesia dan sebanyak 17 spesies hanya dapat ditemukan di hutan hujan tropis Sumatera.
Ironisnya, menurut Red List IUCN, flora ini termasuk dalam kategori rentan atau terancam. Kebun Raya Cibodas menjadi salah satu lokasi pelestarian eksitu flora ini, dengan total 14 spesimen. (YOLA SASTRA/YOESEP BUDIANTO/LITBANG KOMPAS)