Demi Tarra, Toyota Kucurkan Rp 3 Miliar
JAKARTA, KOMPAS — Mobil apa yang tercepat di Indonesia? Dengan luwes dijawab, ”Avanza dong. Coba aja salip, di depannya pasti sudah ada lagi.”
Gelak tawa jurnalis pun pecah dalam peluncuran aplikasi layanan pelanggan yang dihadirkan PT Toyota Astra Motor di Jakarta, Selasa (5/3/2019). Tarra menjawab dengan cepat pertanyaan Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy yang disampaikan melalui pesan elektronik ToyotaID. Jawaban Tarra itu disuarakan kembali oleh sang pembawa acara Carina Meidiana.
Demi menghadirkan Tarra sebagai aplikasi virtual intelligent ini, TAM berinvestasi Rp 3 miliar. Kucuran dana ini dilakukan demi mengejar kepuasan pelanggan. Apalagi, selama ini, tiap hari ada hampir satu juta pertanyaan menyangkut produk, teknologi, harga, dan berbagai layanan terkait Toyota yang masuk ke dalam situs Toyota.
Tarra merupakan layanan zaman now yang dihadirkan Toyota. Layanan ini dirancang dapat berkomunikasi selama 24 jam, tujuh hari seminggu, bahkan 365 hari atau setahun. Tarra secara tak langsung merupakan sapaan pendekatan ala milenial yang akrab dengan gawai.
Tarra adalah akronim dari Toyota Interactive Virtual Assistant. Untuk saat ini, basis layanannya melalui Line dan Facebook. Ke depan, Toyota dapat menjangkau pelanggannya melalui Whatsapp.
Presiden Direktur TAM Yoshihiro Nakata mengatakan, ”Investasi yang disiapkan untuk layanan berbasis aplikasi ini sebesar Rp 3 miliar. Layanan ini akan terkoneksi dengan 330 jaringan dealer Toyota di Indonesia.”
Wakil Presiden Direktur TAM Henry Tanoto mengatakan, layanan aplikasi ini memberikan kemudahan-kemudahan bagi pelanggan dalam mencari ataupun memiliki kendaraan Toyota.
”Toyota sangat aware dengan kebutuhan interaktif digital pada zaman sekarang. Kehadiran Tarra ini diharapkan semakin melengkapi platform komunikasi digital Toyota yang sudah ada sebelumnya,” kata Henry.
Lebih jauh, Anton menjelaskan, Tarra dipilih sebagai sebutan yang mudah diingat oleh pelanggan. Kehadirannya masih memasuki tahap awal, maka perlu terus dikembangkan supaya Tarra dapat menjawab kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
”Jika diamati, 10 tahun lalu kebutuhan pelanggan terasa masih terbatas dalam beberapa tahap, yaitu aware, interest, lalu masuk ke pembelian dan layanan sesudah pembelian. Sekarang ini, rasa interest sudah ditunjukkan dalam bentuk digital. Tren ini sudah lebih dahulu terjadi di luar negeri,” kata Anton.
Kehadiran Tarra sejalan dengan preferensi masyarakat di Indonesia yang cenderung memilih platform chatting dibandingkan dengan telepon ataupun surat elektronik.