JAKARTA, KOMPAS – Hampir semua pemilik akun Instagram di Indonesia menggunakan platform media sosial itu untuk berbelanja. Demi meningkatkan perannya dalam transaksi jual beli dalam jaringan, Instagram sedang mengembangkan fitur belanja dalam jaringan atau daring yang akan dapat digunakan mulai tahun ini.
Country Director Facebook Indonesia Sri Widowati menyatakan hal itu, Selasa (5/3/2019), dalam bincang media di Kantor Facebook Indonesia di Jakarta. Hadir pula Corporate Communication Instagram Putri Sillalahi, Head of Social Media Tokopedia Maritsen Darvita, dan Social Media Manager Wardah, Dobita Amanda.
Menurut studi Ipsos di Indonesia pada Agustus-September 2018 yang melibatkan 3.012 pemilik akun Instagram, sebanyak 90 persen pemilik akun menggunakannya untuk berkomunikasi dengan akun profil bisnis.
Sebanyak 76 persen pengguna pernah membeli produk yang dilihatnya di Instagram. Adapun 81 persen menggunakan Instagram untuk mencari lebih banyak informasi tentang produk dan jasa yang dinilai menarik.
“Indonesia adalah negara Instagram. Jumlah penggunanya adalah salah satu yang terbesar di Asia Pasifik. Instagram memberikan pengalaman visual yang sangat baik sehingga bisa merangkul para pengguna. Karena itu, mereka melihat Instagram sebagai platform yang tepat untuk mengembangkan bisnis,” kata Widowati.
Dari 502 responden UMKM yang memiliki akun profil bisnis, 52 persen lebih suka mengarahkan pelanggan ke profil mereka di Instagram daripada situs. Sebanyak 66 persen juga menyatakan Instagram memperluas jangkauan pelanggan ke kota dan negara lain.
Sebanyak 87 persen responden media sosial milik Facebook Inc itu menyatakan penjualan mereka meningkat. Menurut Widowati, hal itu lantaran Instagram membuat bisnis lebih menarik, cepat, dan terkesan modern. Karena itu, dukungan bagi bisnis, terutama UMKM, perlu ditingkatkan.
“Kami ingin lebih banyak konsumen memutuskan untuk membeli setelah menemukan produk di Instagram. Karena itu, tahun ini, kami akan mengembangkan beberapa fitur baru untuk mendukung bisnis,” ujar Widowati.
Kami ingin lebih banyak konsumen memutuskan untuk membeli setelah menemukan produk di Instagram. Karena itu, tahun ini, kami akan mengembangkan beberapa fitur baru untuk mendukung bisnis.
Fitur yang pertama adalah shopping yang telah ada sejak September 2018. Konsumen dapat melihat harga berbagai produk dengan satu klik di laman profil (feed), story, dan tab explore.
Tersedia pula tautan untuk membawa konsumen menuju laman resmi tempat penjualan produk tersebut. Beberapa akun bisnis, seperti Tokopedia, Wardah, Airy Rooms, dan sebagainya sudah menggunakannya.
Inovasi kedua adalah Instagram Direct, yaitu kotak masuk (inbox) terintegrasi khusus bisnis. Penjawab otomatis (quick replies) melengkapi fitur ini sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi tentang produk yang diminati meskipun penjual sedang tidak online.
Ketiga, tombol booking atau reservasi. Fitur ini memudahkan konsumen membeli tiket layanan jasa, seperti bioskop. Konsumen akan diarahkan ke laman khusus untuk memilih tanggal, jumlah orang pemesan, serta nomor kursi. Instagram akan bermitra dengan beberapa perusahaan penjualan tiket seperti Tix.id.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mendorong pemerintah menyertakan perusahaan media sosial dalam aturan perpajakan bagi transaksi e-dagang sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210 Tahun 2018. Pedagang dengan omzet Rp 300 juta per tahun perlu dikenakan pajak penghasilan (PPh) final. (Kompas, 27 Februari 2019).
Putri, Corporate Communication Instagram, menyatakan tidak akan ada transaksi pembelian yang dilakukan melalui Instagram. Sebab, kerja sama ini terbatas dengan mitra-mitra tertentu.
“Semua orang bisa membuka akun bisnis secara gratis di Instagram. Tapi, Instagram adalah platform media sosial. Transaksi (jual beli) tidak terjadi di Instagram,” kata Putri.
Instagram adalah platform media sosial. Transaksi (jual beli) tidak terjadi di Instagram.
Widowati menambahkan, Instagram akan mengikuti berbagai peraturan yang ditetapkan pemerintah. Jika sudah ada peraturan yang diberlakukan, Instagram akan membantu para Pedagang menyesuaikan diri dengan peraturan pemerintah. Saat ini, pemerintah belum menetapkan peraturan perpajakan bagi e-dagang lewat media sosial.
Kolaborasi
Head of Social Media Tokopedia Maritsen tidak khawatir akan kemungkinan Instagram mengambil alih pasar situs e-dagang seperti Tokopedia dengan beberapa fitur baru yang akan dikembangkan. Menurut dia, kemungkinan kolaborasi justru terbuka jauh lebih lebar.
“Kami sudah mengiklankan produk-produk kami di Instagram secara agresif selama ini. Lewat Instagram juga, kami bisa mem-brainwash (mencuci otak) konsumen kami yang kebanyakan milenial. Caranya, upload konten secara reguler, bikin kuis tebak harga, dan siaran langsung lewat fitur Instagram Live dengan menampilkan para influencer,” kata Maritsen.
Instagram juga memungkinkan Tokopedia untuk lebih dari sekadar mengiklankan produk-produk dan promonya, tetapi juga berinteraksi. Pada akhir tahun 2018, misalnya, Tokopedia mengadakan siaran langsung dengan memamerkan berbagai produk kecantikan dan kesehatan melalui Instagram Live. Para penonton pun didorong untuk menekan tautan yang tersedia untuk langsung berbelanja di Tokopedia.
Sementara itu, menurut Dobita, Social Media Manager Wardah, Instagram memberi inspirasi perusahaannya untuk meluncurkan produk baru, yakni alat rias InstaPerfect. Mayoritas perempuan pengguna Instagram adalah perempuan urban dengan segudang kegiatan, tetapi selalu ingin tampil menarik di foto-fotonya.
“Terinspirasi Instagram, kami berhasil membuat produk yang memenuhi kebutuhan para followers kami yang ingin terlihat cantik tanpa ribet, yaitu dengan make up InstaPerfect,” katanya.
Kini, Instagram digunakan 1 miliar orang secara global dengan pengguna aktif 500.000 setiap hari. Terdapat 25 juta akun bisnis untuk pemasaran produk dan jasa. Akun profil bisnis ini aktif dikunjungi 200 juta pembelanja dalam jaringan (daring) setiap hari. Facebook Inc. tidak lagi merilis data per negara sehingga tidak diketahui jumlah pengguna Instagram di Indonesia secara pasti. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)