Migrasi Uang Elektronik BUMN Tuntas pada Akhir Maret
Oleh
MEDIANA/M CLARA WRESTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Migrasi uang elektronik berbasis server milik BUMN ke platform LinkAja diharapkan tuntas pada akhir Maret 2019. Selama proses migrasi berlangsung, fokus utama pengelola LinkAja adalah mengakuisisi pelanggan serta mitra pedagang.
LinkAja adalah penggabungan pengelolaan uang elektronik berbasis server yang diterbitkan sejumlah perusahaan BUMN, seperti TCash dari PT Telkomsel (Persero), e-cash dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, T-Bank dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan UnikQu dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Migrasi diawali dari uang elektronik TCash pada 22 Februari 2019. Adapun berdasarkan laman Bank Mandiri, migrasi e-cash ke LinkAja dimulai pada 1 Maret 2019.
LinkAja dikelola Finarya, yang sahamnya dimiliki sejumlah perusahaan BUMN, yakni Telkomsel, bank-bank pemilik uang elektronik, serta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Jiwasraya (Persero), PT Danareksa (Persero), dan PT Pertamina (Persero).
Koordinator bidang komunikasi panitia ulang tahun Kementerian BUMN, Rohan Hafas, Senin (4/3/2019), di Jakarta, mengatakan, uang elektronik bank BUMN sedang dalam proses migrasi. Pada saat bersamaan, tim di BUMN sedang mengatur sistem perangkat mesin pembaca kartu (EDC) agar bisa membaca transaksi berbasis kode baca cepat atau QR Code LinkAja.
”Mesin EDC yang sedang kami atur ulang bukan hanya di gerai-gerai ritel, tetapi juga EDC untuk bantuan sosial nontunai,” ujar Rohan, yang juga menjabat Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri.
Rohan enggan menyebutkan secara detail jumlah mesin EDC yang sedang diatur ulang. Menurut dia, setiap hari selalu ada penambahan mesin EDC yang selesai diatur ulang.
Potensi besar
Menurut Rohan, potensi pengguna uang elektronik LinkAja cukup besar. Hal ini dilihat dari puluhan juta nasabah bank BUMN, Grup Telkom, dan perusahaan BUMN lain.
Mengenai promosi, lanjut Rohan, akan dilakukan bersama-sama oleh semua pemegang saham di Finarya.
Kepala Biro Umum dan Humas Kementerian BUMN Wahyu Wibowo menjelaskan, LinkAja bisa digunakan sebagai sarana pembayaran mitra pedagang BUMN.
Menurut Wahyu, kehadiran LinkAja diharapkan bisa menunjang efisiensi dan efektivitas transaksi nontunai.
”LinkAja secara bertahap akan semakin lengkap dengan kehadiran produk-produk BUMN yang dapat ditransaksikan menggunakan LinkAja. Misalnya, pembayaran bahan bakar di SPBU milik Pertamina, pembelian tiket PT Kereta Api Indonesia (Persero), Damri, paket IndiHome dari Telkom, pulsa dari Telkomsel, produk asuransi milik Jiwasraya, dan produk farmasi Kimia Farma,” kata Wahyu.
Berdasarkan data Bank Indonesia, per Januari 2019, sebanyak 173,825 juta uang elektronik beredar di Indonesia. (MED/ARN)