Panin Incar Pertumbuhan Dana Murah Melalui Program Undian
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Bank Panin Tbk optimistis mampu menghimpun dana murah hingga Rp 60 triliun sepanjang 2019. Meredanya agresivitas kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tahun ini diyakini akan berdampak pada pertumbuhan tabungan dan giro.
Sepanjang 2018 giro dan tabungan (CASA) yang dihimpun Bank Panin sebesar Rp 50,88 triliun, turun tipis dari tahun 2017 yang sebesar Rp 51,05 triliun. Meski tahun lalu kontribusi CASA terhadap dana pihak ketiga (DPK) hanya sekitar 36,4 persen, perusahaan tetap akan tingkatkan dana murah untuk mengamankan likuiditas.
“Topangan CASA yang besar tentu saja akan lebih menguntungkan bank menyalurkan kembali dana tersebut ke sektor produktif,” kata Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo, di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Sejumlah strategi disiapkan Bank Panin untuk merangsang nasabah membuka atau meningkatkan jumlah tabungan mereka, salah satunya dengan program undian dengan total hadiah senilai Rp 80 miliar bertajuk “Panin Super Bonanza 2019”.
Lewat program tersebut, nasabah yang menjaga jumlah saldo mereka di kisaran Rp 10 juta-Rp 25 juta berhak mengikuti undian yang dilakukan setiap bulan, mulai periode Maret 2019 hingga Februari 2020.
Herwidayatmo menargetkan rangsangan tersebut dapat menambah jumlah himpunan dana murah hingga Rp 60 triliun, sekaligus meningkatkan rasio kontribusi CASA terhadap DPK menjadi 50 persen tahun ini.
“Saya kira tahun ini semua industri menghadapi tantangan (likuiditas) yang sama. Perbankan harus mampu beradaptasi sesuai dengan target pasar mereka masing-masing,” ujarnnya.
Sepanjang tahun lalu, lanjut Herwidayatmo, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) hingga mencapai 6 persen berpengaruh pada keluarnya dana murah menuju instrumen deposito di perbankan lain yang menawarkan bunga lebih tinggi.
Saya kira tahun ini semua industri menghadapi tantangan (likuiditas) yang sama. Perbankan harus mampu beradaptasi sesuai dengan target pasar mereka masing-masing.
Berdasarkan data Pusat Informasi Pasar Uang BI, saat ini tingkat bunga deposito Bank Panin berada di kisaran 5,8 persen-6,6 persen. Sepanjang 2018, dana simpanan berjangka yang dihimpun Bank Panin mencapai Rp 86,8 triliun. Capaian itu turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 94,6 triliun.
“Kami juga berupaya membuat suku bunga Bank Panin seimbang. Kalau tingkat bunga terlalu tinggi nanti nasabah ritel tidak mau pinjam dana. Tapi kalau terlalu rendah nanti nasabah penabung pilih investasi ke tempat lain,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, berharap industri perbankan lebih kreatif menghimpun dana masyarakat di tengah kondisi pengetatan likuiditas. Salah satunya adalah meningkatkan investasi digital melalui pengembangan instrumen teknologi finansial (tekfin) milik perbankan.
Hal itu bisa berdampak signifikan untuk menarik dana masyarakat. “Bank perlu mulai menyasar nasabah dari generasi milenial yang akan lebih nyaman menggunakan instrumen tekfin,” kata dia.
Pertumbuhan kredit
Herwidayatmo mengatakan, tahun ini, Bank Panin mengincar pertumbuhan kredit di kisaran 8 persen hingga 9 persen dengan penopang utama sektor ritel dan komersial. Sektor itu mendominasi portfolio kredit Bank Panin dengan rasio mencapai 58 persen.
“Besaran target pertumbuhan kredit tahun ini tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan tahun lalu. Realistis saja, tahun ini tahun politik, perusahaan jadi lebih konservatif,” ujarnya.
Target pertumbuhan kredit tahun ini tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan tahun lalu. Realistis saja, tahun ini tahun politik, perusahaan jadi lebih konservatif.
Hingga akhir 2018 Bank Panin menyalurkan Rp 151,56 triliun kredit atau tumbuh 8,06 persen dibanding 2017 sebesar Rp 140,26 triliun. Segmen korporasi berkontribusi 42 persen dalam menopang penyaluran kredit tahun lalu.
Sepanjang 2018, Bank Panin mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp 3,19 triliun, tumbuh 59 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Peningkatan laba sejalan dengan kenaikan marjin bunga bersih (NIM) menjadi 4,84 persen.