Serangan Mobil dan Penutupan Konjen AS Panaskan Ketegangan Palestina-Israel
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
JERUSALEM, SELASA — Militer Israel mengumumkan, mereka menangkap seorang pria warga Palestina, Senin (4/3/2019). Pria Palestina itu ditangkap karena menabrakkan mobil ke sejumlah tentara Israel di Tepi Barat.
Mobil itu diketahui mengangkut empat orang. Israel mengumumkan, dua penyerang ”dilumpuhkan” setelah menabrakkan mobil. Sementara seorang lagi terluka dan lalu ditangkap. Tidak ada penjelasan lebih lanjut soal insiden itu. Dua penyerang yang ditembak dipastikan tewas di lokasi kejadian.
Militer Israel, seperti dikutip laman Al Jazeera, menyebutkan bahwa mereka menembak tiga warga Palestina menyusul insiden serangan dengan menabrakkan mobil di Tepi Barat tersebut. Media-media Israel melaporkan, dua orang yang diduga sebagai penyerang pada Senin kemarin tewas. Adapun satu orang lagi, menurut militer Israel, mengalami luka ringan.
Melalui pernyataan, militer Israel mengatakan, seorang petugas terluka parah dan seorang tentara luka ringan saat keduanya ditabrak dengan mobil di lokasi sekitar 10 kilometer barat laut kota Ramallah, Palestina. Menurut media Israel, tentara Israel berusaha menghentikan mobil itu di pinggir jalan pada malam hari sebelum mereka ditabrak dengan mobil tersebut.
Israel merebut Tepi Barat pada Perang Arab-Israel tahun 1967 dan sejak itu menduduki wilayah tersebut. Israel juga memperkuat cengkeraman mereka atas wilayah tersebut dengan membangun permukiman-permukiman ilegal Yahudi, yang kini sudah menjadi tempat tinggal ratusan ribu warga Israel.
AS tutup konjen
Secara terpisah, Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan tekanan lanjutan kepada Palestina. Mulai Senin (4/3/2019), AS menutup konsulat jenderal (konjen) di Jerusalem. Selama ini, Konjen AS di Jerusalem itu menjadi perwakilan diplomatik Washington untuk Palestina.
Setelah Konjen AS di Jerusalem ditutup, AS membuka Seksi Palestina di Kedutaan Besar AS untuk Israel yang berkedudukan di Jerusalem. AS mengoperasikan kedutaan itu sejak Mei 2018 setelah dipindahkan dari Tel Aviv. Pengoperasian kedutaan itu merupakan bagian dari pengakuan AS terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan, perubahan itu tidak akan berdampak pada kebijakan dan niat AS untuk meningkatkan kemangkusan dan kesangkilan. Kemlu AS menyatakan, Pemerintah AS tetap berkomitmen pada upaya menciptakan perdamaian abadi bagi Israel dan Palestina.
Penutupan Konjen AS, perwakilan diplomatik Washington untuk Palestina, di Jerusalem adalah paku terakhir bagi peti mati peran AS dalam proses perdamaian.
Namun, dengan perubahan itu, berarti urusan Palestina kini ditangani oleh Duta Besar AS untuk Israel David Friedman. Ia dikenal sebagai pendukung kuat terhadap pembangunan permukiman Israel di wilayah pendudukan di Tepi Barat. Palestina memandang Friedman selalu bias dan terlalu condong pada kepentingan Israel.
Peti mati perdamaian
Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat mengatakan, penutupan konjen itu adalah paku terakhir bagi peti mati peran AS dalam proses perdamaian. Palestina memang menyatakan AS sudah tidak lagi berperan dalam proses perdamaian Palestina-Israel setelah pengakuan soal Jerusalem.
Adapun pejabat senior Palestina, Hanan Ashrawi, mengatakan, pemerintahan Trump berniat menutup semua pintu keraguan atas permusuhannya terhadap Palestina serta penolakannya pada hukum internasional.
Konjen itu terletak di Kota Tua Jerusalem dan sudah dipakai AS sejak 1912. Konjen itu beroperasi 55 tahun sejak AS membuka misi diplomatik di Jerusalem pada 1857. Setelah ditutup, belum diketahui apa fungsi bangunan itu selanjutnya.
Langkah AS menekan Palestina bukan hanya berupa penutupan konjennya di Jerusalem. Sebelum ini, Trump juga memangkas alokasi bantuan bagi Palestina. Trump beralasan, semua tekanan itu untuk memaksa Palestina kembali berunding dengan Israel. Perundingan itu sudah bertahun-tahun terhenti dan belum ada tanda-tanda akan berlanjut. (AFP/REUTERS)