BIRMINGHAM, RABU - Menjadi tunggal putra Indonesia terbaik, dengan menempati peringkat ketujuh dunia, Anthony Sinisuka Ginting ditempatkan sebagai unggulan kedelapan turnamen bulu tangkis All England, 6-10 Maret. Namun, langkah Anthony berakhir dengan cepat karena kalah pada babak pertama.
Di Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Rabu (6/3/2019), Anthony kalah dari pemain Hongkong, Ng Ka Long Angus, 18-21, 21-12, 11-21. Anthony pun menjadi pemain unggulan yang pertama kali tersingkir pada All England 2019.
"Pada gim pertama, dari awal poin saya memang ketinggalan, tetapi saya sempat memimpin 18-17 dan lawan langsung dapat empat poin. Dari situ saya merasa kecewa, di poin kritis saya seperti buru-buru mau mematikan," ujar Anthony, seperti disampaikan pada Humas PP PBSI di Birmingham.
Setelah memenangi gim kedua, Anthony sebenarnya berusaha untuk tampil menekan lebih dulu pada gim penentuan. Akan tetapi, dia kesulitan mendapat kesempatan itu.
“Saya tidak bisa fokus seperti gim sebelumnya dan tidak bisa menerapkan strategi," tambah Anthony.
Meski unggul dalam peringkat dunia—Angus berada di urutan ke-15--Anthony selalu kesulitan melawan pemain berusia 24 tahun itu. Dari tujuh pertemuan sebelumnya, Anthony tertinggal 3-4.
Kekalahan tersebut memperpanjang hasil buruk Anthony pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu. Pada keikutsertaan dalam 2018 dan 2017, langkahnya juga terhenti pada babak pertama setelah, masing-masing, kalah dari Tommy Sugiarto dan Chou Tien Chen. Adapun pada 2016, dia tersingkir pada babak pertama kualifikasi.
Pada tunggal putra, Indonesia pun mengandalkan Jonatan Christie yang menang atas Lee Dong Keun (Korea Selatan) dengan skor 21-16, 21-19. Tunggal putra lainnya, Tommy Sugiarto, berhadapan dengan Rajiv Ouseph (Inggris) pada babak pertama.
Jonatan hampir kehilangan gim kedua ketika tertinggal 11-19. Namun, pemain bernama panggilan Jojo itu berhasil meraih 10 angka beruntun.
"Ada faktor keberuntungan juga pada gim kedua. Waktu tertinggal, saya hanya main tanpa beban. Mungkin Lee ada trauma, sudah unggul jauh jadi tersusul,” kata Jonatan, merujuk pada kekalahan Lee dari Firman Abdul Kholik pada kualifikasi Piala Thomas 2018 di Malaysia. Pada semifinal Indonesia melawan Korea Selatan, Lee kalah 20-22, 21-11, 20-22 setelah unggul 20-14 pada gim ketiga.
Pada babak kedua, Jojo akan melawan pemenang antara Kidambi Srikanth (India) dan Brice Leverdez (Perancis).
Dua tunggal putri Indonesia juga hanya bisa merasakan tampil pada babak pertama. Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani dihentikan pemain-pemain unggulan.
Gregoria kalah dari Nozomi Okuhara (Jepang) 17-21, 16-21, sementara Fitriani dikalahkan He Bingjiao (China), 21-17, 15-21, 10-21.
"Tipe main Okuhraha reli, tetapi saat berusaha memperkecil ketinggalan, dia mengubah pola main jadi banyak bertahan. Saya kurang sabar, padahal banyak kesempatan untuk olah bola, tapi masih kurang bagus dalam penyelesaiannya," kata Gregoria, seperti disampaikan pada Humas PP PBSI di Birmingham.
Ini merupakan kekalahan ketiga Gregoria atas juara dunia 2017 tersebut. Pada dua pertamuan sebelumnya, Gregoria kalah di China Terbuka dan Kejuaraan Beregu Asia 2018.
"Kalau soal permainan tadi, saya tidak terlalu puas karena pada dua pertandingan sebelumnya saya bisa ambil satu gim. Saya maunya kali ini lebih lagi. Karena sudah pernah ketemu, seharusnya saya bisa lebih tahu (permainan lawan)," jelas Gregoria.
Ini merupakan All England pertama bagi pemain berusia 19 tahun tersebut. Meski demikian, dia mengatakan tak terbebani dengan kondisi itu.
"Suasana pertandingannya sama saja dengan turnamen lain. Saya sudah ada evaluasi dengan hasil di beberapa turnamen, saya maunya stabil, dan step by step saja, tidak apa-apa dari turnamen level Super 300 dulu," katanya.