Arab Saudi Bayar 1 Miliar Dollar AS untuk Sistem Rudal THAAD
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN -- Arab Saudi akan segera membayar hingga 1 miliar dollar AS ke perusahaan Amerika Serikat, Lockheed Martin. Pembayaran itu adalah uang muka pembelian sistem rudal pertahanan buatan Lockheed Martin.
Departemen Pertahanan AS dalam pengumuman pada Senin (4/3/2019) sore waktu Washington atau Selasa dini hari WIB mengungkap pembayaran uang muka itu. Lockheed Martin akan membuatkan 44 set sistem rudal pertahanan yang dikenal sebagai Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).
Sistem rudal itu dinyatakan paling canggih dalam daftar persenjataan AS. Rudal-rudal THAAD akan melacak rudal yang mengarah ke wilayah pemilik THAAD. Setelah terlacak, THAAD melepaskan rudal penangkis yang akan mencegat rudal penyerang di jauh di angkasa. Dengan demikian, bahaya akibat ledakan dari tabrakan dua rudal itu bisa ditekan.
Uang dari Riyadh tidak hanya dipakai untuk membuat THAAD pesanan Arab Saudi. Lockheed Martin diizinkan menggunakan dana itu untuk membeli peralatan dan membayar biaya pengembangan sistem THAAD.
Penjualan THAAD kepada Riyadh disetujui pada 2017. AS beralasan, Arab Saudi adalah mitra penting di Timur Tengah dan karena itu perlu disokong untuk menghadapi musuh bersama AS dan sekutunya di kawasan itu. Persetujuan diberikan setelah Arab Saudi membuka pembicaraan dengan Rusia soal pembelian sistem pertahanan udara S-400.
Riyadh ingin memiliki THAAD setelah Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) mendapatkan rudal sistem pertahanan itu lebih dulu. Setelah proses panjang, Washington setuju menjual 44 THAAD ke Riyadh.
Pembelian THAAD adalah bagian kontrak penjualan produk pertahanan AS senilai total 110 miliar dollar AS yang disepakati Riyadh-Washington. Kontrak itu menjadi salah satu alasan Presiden AS Donald Trump menolak tekanan berbagai pihak agar AS menjatuhkan sanksi kepada Arab Saudi. Tekanan itu, antara lain, datang setelah jurnalis senior Arab Saudi Jamal Khashoggi dibunuh sejumlah pegawai pemerintah Arab Saudi di konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki.
THAAD di Israel
Terpisah, AS juga mengumumkan sudah menempatkan THAAD di Israel. Washington menyatakan, THAAD di Israel untuk kepentingan latihan dan penempatannya hanya sementara. Akan tetapi, tidak diumumkan kapan latihan yang memakai THAAD itu akan dilakukan. Israel juga menyatakan penempatan THAAD tidak berhubungan dengan perkembangan kawasan.
Juru bicara angkatan bersenjata Israel Jonathan Conricus mengatakan, latihan menggunakan THAAD adalah bagian menjaga kesiapan militer Israel untuk menghadapi tantangan di masa depan. Israel selama ini sudah mempunyai sistem rudal pertahanan lain.
Penempatan THAAD di Israel, menurut Conricus, menguntungkan AS. Sebab, AS berkesempatan mengembangkan sistem rudal terbaru itu ke berbagai penjuru dunia. "Kami melihat peluang latihan penggabungan sistem pertahanan udara AS termutakhir dengan barisan pertahanan udara Israel," ujarnya.
Selama ini, Israel punya pertahanan udara yang dikenal sebagai Iron Dome. Sistem itu dikembangkan Israel dan terutama untuk menangkis roket-roket yang ditembakkan milisi Palestina dan Lebanon. Belakangan, Israel cemas, Iron Dome kehilangan keampuhan seiring manuver Iran di kawasan.
Setelah membantu pemerintahan Bashar Assaad memenangi perang saudara di Suriah, Iran mempunyai jalur logistik dari Teheran hingga ke dekat Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki Israel. Roket-roket Iran dikhawatirkan bisa menembus Iron Dome Israel. Selain itu, Rusia yang juga menyokong Assad telah mengirimkan sistem pertahanan S-300 ke Suriah.