JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia atau Jamkrindo berencana memperluas kerja sama penjaminan kredit dengan empat perusahaan teknologi finansial tahun ini. Dengan kerja sama itu, jumlah penjaminan kredit dari perusahaan teknologi finansial diyakini bisa tumbuh lebih dari 100 persen.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto dalam paparan kinerja 2018 Perum Jamkrindo di Jakarta, Selasa (5/3/2019), mengatakan, total volume penjaminan Perum Jamkrindo pada 2018 tumbuh 12,5 persen dari Rp 148,75 triliun menjadi Rp 174,74 triliun.
”Tahun ini kami akan menambah kerja sama dengan empat perusahaan teknologi finansial karena kita bergerak di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” kata Randi.
Penjaminan oleh Jamkrindo terdiri dari penjaminan program pemerintah dan penjaminan nonpemerintah. Tahun 2018, Jamkrindo menjamin kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 50,5 triliun dari sekitar Rp 119 triliun KUR yang disalurkan.
Tahun ini, Jamkrindo memperkirakan jumlah KUR yang dijamin mencapai Rp 70 triliun dari total KUR sekitar Rp 140 triliun. Selain itu, Jamkrindo menjamin kredit pemilikan rumah (KPR) berskema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sebesar Rp 35 triliun.
Jumlah penjaminan kredit dari perusahaan tekfin diyakini bisa tumbuh lebih dari 100 persen.
Seiring perkembangan perusahaan teknologi finansial, Perum Jamkrindo telah bekerja sama dengan dua perusahaan teknologi finansial (tekfin) sejak tahun 2017. Kerja sama dilakukan dengan model conditional automatic coverage atau kredit yang disalurkan perusahaan tekfin akan langsung dijamin Perum Jamkrindo.
Menurut Randi, jika dibandingkan dengan keseluruhan penjaminan, kontribusi dari kredit yang disalurkan perusahaan tekfin masih kecil. Pada 2018, jumlah kredit dari perusahaan tekfin yang dijamin sekitar Rp 190 miliar dengan jumlah peminjam mencapai 54.000 debitor. Jumlah pinjaman yang kecil tersebut sesuai dengan bisnis Perum Jamkrindo yang bergerak di UMKM.
”Saya belum bisa membandingkan kontribusi dari tekfin pada 2017 karena pada 2017 ketika dimulai belum berjalan satu tahun penuh. Yang penuh baru tahun 2018. Tekfin kan pinjamannya tidak besar, tetapi banyak,” ujar Randi.
Dengan rencana penambahan kerja sama dengan empat perusahaan tekfin tahun ini, Randi yakin jumlah penjaminan kredit dari perusahaan tekfin akan bertambah. Tidak main-main, pertumbuhannya diyakini bisa lebih dari 100 persen.
Direktur Bisnis Penjaminan Perum Jamkrindo Amin Mas’udi menambahkan, perusahaan tekfin yang dijajaki Perum Jamkrindo ada banyak. Terlebih, sebelum diberi izin operasi oleh OJK, sebuah perusahaan tekfin harus melewati penilaian dari Perum Jamkrindo. Namun, untuk tahun ini ada empat perusahaan tekfin yang dipastikan bekerja sama dengan Perum Jamkrindo.
Tahun ini, menurut Randi, Perum Jamkrindo menargetkan pertumbuhan penjaminan kredit antara 15 persen dan 17,5 persen. Pertumbuhan dua angka tersebut akan ditopang dari penambahan jumlah KUR yang tahun ini jumlahnya sekitar Rp 140 triliun, proyek infrastruktur yang masih terus berjalan, juga penyaluran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang diperkirakan akan meningkat karena kebijakan perluasan penerima FLPP.
Sementara untuk pendapatan dari investasi penjaminan diproyeksikan akan tumbuh sekitar 10 persen. Tahun 2018, pendapatan investasi meningkat dari Rp 601,6 miliar menjadi Rp 684,1 miliar. Pendapatan investasi mayoritas dari bunga deposito dan surat berharga.