JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM dinilai telah membuktikan diri mampu sebagai tulang punggung ekonomi dan tahan terhadap krisis. Namun, masih banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan akses pasar.
Platform digital, yang bisa menjadi akses untuk mempromosikan produk mereka hingga ke pasar global, masih belum banyak dikuasai oleh pelaku UMKM. ”Saat ini baru sekitar 5 juta UMKM yang mempunyai situs daring. Padahal, jumlah mereka mencapai 59,2 juta UMKM,” kata Staf Ahli Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Hanung Harimba Rachman di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Hanung menyampaikan pendapatnya dalam peluncuran Kreasitus, sebuah usaha rintisan yang menyediakan platform digital bagi UMKM untuk membuat situs promosi produk. Platform ini didesain agar penggunanya bisa mendesain situsnya dengan click & drag atau klik dan tempel. Keberadaan Kreasitus diharapkan bisa mendorong semakin banyaknya UKM yang memanfaatkan teknologi digital untuk memperbesar pasar.
Hanung menambahkan, saat ini Kementerian Koperasi dan UKM sedang mendorong semakin banyak pelaku UMKM yang memanfaatkan teknologi digital. Tahun ini diharapkan akan ada 8 juta UMKM yang bisa go-digital.
Senada dengan Hanung, Staf Direktorat Pemberdayaan Usaha Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Andre Himawan mengatakan, masalah yang masih dihadapi pelaku UKM adalah permodalan dan akses pasar. Dengan platform digital yang memudahkan UKM, mereka bisa mempromosikan produknya dan akses ke pasar yang lebih besar lagi semakin terbuka.
Saat ini ada 59,2 juta UMKM yang ada di Indonesia dan baru 8 persen yang memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan produknya. Masih sedikitnya UMKM yang memanfaatkan platform digital antara lain karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk coding, tidak memiliki kemampuan berkreasi dalam warna, tata letak dan tulisan, sistem pembayaran yang tidak dimiliki oleh semua pelaku UMKM, dan sulit dalam pengoperasian situs.
Saat ini ada 59,2 juta UMKM yang ada di Indonesia dan baru 8 persen yang memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan produknya.
CEO Kreasitus Rinaaldi Soerja Djanegara mengatakan, dengan tingginya pengguna internet di Indonesia, kebutuhan untuk menampilkan toko yang menarik melalui internet sudah tidak terelakkan. Namun, masih banyak pelaku UMKM yang belum bisa menciptakan situs miliknya yang ada.
”Kami melihat ada peluang untuk membantu UMKM membuat situsnya sendiri dengan penuh gaya, dirancang dengan baik, dan memberikan banyak kebebasan di tangan mereka. Biaya berlangganannya juga sangat murah, mulai dari Rp 80.000 per bulan,” katanya.
Rinaaldi menjelaskan, saat ini situs web yang sedang dibangun masih dalam tahap Beta, di mana Kreasitus sudah bekerja sama dengan 100 calon pengguna yang memberikan umpan balik untuk pengembangan produk selanjutnya. ”Awalnya kami memang melihat layanan serupa di luar negeri. Namun, ternyata banyak yang tidak cocok dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, kami membangun sendiri berdasarkan masukan dari masyarakat Indonesia,” ujarnya.