JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah mulai menerapkan berbagai langkah guna memulihkan harga jual daging ayam yang terperosok. Penurunan harga jual ayam diyakini hanya berlangsung sementara.
Berdasarkan catatan Kementan, harga jual ayam di tingkat peternak secara nasional rata-rata Rp 19.000 per kilogram (kg). Adapun Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat, harga daging ayam di tingkat konsumen berkisar Rp 32.550 per kg pada Maret 2019.
Dalam Surat Edaran Menteri Perdagangan Nomor 82/M-DAG/SD/1/2019, harga jual ayam di tingkat peternak sebesar Rp 20.000-22.000 per kilogram (kg). Harga jual ayam di tingkat konsumen sebesar Rp 34.000-36.000 per kg.
“Kami berharap agar dalam satu atau dua hari ke depan harga jual ayam hidup meningkat menjadi Rp 20.000 per kg,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Beberapa strategi dilakukan pemerintah, antara lain dengan mengimbau agar 48 perusahaan penyedia bibit ayam (parent stock/PS) menunda pengaturan telur ayam tetas (hetching egg) selama satu hingga dua minggu.
Para pelaku usaha pembibit juga diharapkan meningkatkan kualitas ayam umur sehari (day old chicken/DOC) berdasarkan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia). DOC yang diperoleh peternak harus berkualitas A. DOC dengan kualitas di bawah membuat biaya produksi lebih mahal karena tingkat produktivitas lebih rendah dan membutuhkan pakan lebih mahal.
Ketut melanjutkan, pemerintah akan mengaudit kapasitas Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) dan daya tampung penyimpanan dingin di tingkat integrator. Penyimpanan ayam di tingkat integrator akan dimanfaatkan secara optimal agar pasar tidak dipenuhi daging ayam sehingga harga bisa terdongkrak.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi menyampaikan, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda perbaikan harga jual ayam hidup. “Peningkatan kapasitas rumah potong ayam dan penyimpanan dingin merupakan langkah yang tepat untuk saat ini,” tutur Sugeng.
Sehari sebelumnya, Gopan bersama sejumlah asosiasi peternak ayam lainnya berunjuk rasa di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Para anggota asosiasi menuntut agar harga pakan diturunkan agar dapat menekan biaya produksi.
Gopan mencatat, modal produksi daging ayam sekarang berkisar Rp 19.300 per kg. Harga ini melebihi nilai jual daging ayam saat ini. (Kompas, 6/3/2019)
Rendah
Ketut meyakinkan, penurunan harga jual ayam hidup di tingkat peternak hanya berlangsung sementara. Penurunan terjadi akibat dampak dari rendahnya permintaan pasar. Pemerintah juga memastikan tidak terjadi kelebihan suplai ayam yang membuat harga jual turun.
Ketua Tim Analisa Penyediaan dan Kebutuhan Ayam Ras dan Telur Konsumsi serta Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Trioso Purnawarman menyampaikan, penurunan harga jual ayam hidup terjadi karena kegiatan perayaan keagamaan masyarakat tidak banyak terjadi pada awal tahun.
“Selain itu, penurunan harga juga tidak terjadi karena kelebihan suplai DOC. Kami sudah analisis, ada pengurangan 3 juta-3,3 juta DOC pada 2019 dari pengurangan realisasi impor indukan ayam (grand parent stock/GPS) sepanjang 2016-2017,” kata Trioso.