DENPASAR, KOMPAS — Parisadha Hindu Dharma Indonesia, Komisi Pemilihan Umum, dan kepolisian daerah di Bali optimistis Pulau Bali tetap aman dan kondusif pada tahun politik, terutama menjelang hajatan pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legislatif bulan April mendatang. Ketiga lembaga tersebut sama sekali tidak khawatir masyarakat Bali mudah terpengaruh isu hingga menimbulkan keributan.
Hingga Selasa (5/2/2019), masyarakat Bali tetap menjalankan ritual agama dan adat menjelang perayaan catur bratha penyepian pada 7 Maret 2019 besok. Ribuan umat Hindu Bali melaksanakan upacara Melasti dan mempersiapkan ogoh-ogoh (raksasa dari bahan bambu dan kertas berukuran tinggi yang diarak pada malam menjelang Nyepi).
Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana percaya umat Hindu dan warga Bali memiliki kekuatan menjaga toleransi serta solidaritas, terutama perayaan Nyepi tahun ini yang bersamaan dengan rangkaian pesta demokrasi pemilu. ”Tidak perlu khawatir berlebihan. Bali teruji. Lima tahun lalu, Nyepi tetap berjalan lancar dan tenang. Maka, mari menjadikan Nyepi pada tahun ini dan tahun-tahun seterusnya untuk memperkuat keimanan sehingga Bali tetap menjadi pulau yang tetap mampu menjaga harmonisasi dalam keberagaman,” kata Sudiana di Denpasar.
Tidak ada ajakan khusus dari PHDI Bali saat Nyepi tahun ini. Ia hanya meminta arak-arakan ogoh-ogoh hanya dilakukan di tiap-tiap desa serta membunyikan gamelan Bali saja, tidak perlu memanfaatkan alat musik lainnya.
Pelaksanaan rangkaian Nyepi pada lima tahun lalu juga bersamaan dengan jadwal kampanye pemilu. Tahun itu pemerintah kabupaten/kota di Bali tak menggelar festival dan arak-arakan ogoh-ogoh yang biasanya berlangsung pada sore menjelang malam Nyepi. Pemerintah daerah masih memperbolehkan warga mengarak ogoh-ogoh di sekitar banjar atau desa asalkan tak memakai atribut partai. Pemerintah setempat mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan warga, seperti juga perayaan Nyepi tahun itu.
Ketua KPU Bali I Dewa Agung Lidartawan mengatakan, kedewasaan umat Hindu Bali serta masyarakat pada umumnya terus membaik. ”KPU Bali tidak perlu lagi berlebihan membatasi ini dan itu ketika mengarak ogoh-ogoh ataupun saat Nyepi berlangsung. Percayalah, semua bisa menahan diri dalam berdemokrasi,” ujarnya.
Ia hanya menyinggung agar para calon anggota legislatif, khususnya dari Bali, dapat bijak memanfaatkan kampanye melalui media sosial. Atribut kampanye sudah tidak lagi terlalu berserakan dan mencolok di sejumlah ruas-ruas jalan.
Nyoman Widana, warga Bali, mengatakan, warga tetap tenang meski Nyepi kali ini bersamaan dengan tahun politik. Ia bersama warga lainnya mengaku sudah melek media sosial dan selalu berdiskusi antarwarga untuk saling berbagi informasi sebelum menanggapi lebih lanjut isu-isu terkait dengan politik. ”Calon-calon anggota legislatiflah yang perlu melek agar lebih baik berkampanye,” katanya.
Ditutup
Selama perayaan Nyepi dengan tradisi catur brata (amati geni, amati lelanguan, amati karya, amati lelungan), dalam waktu 24 jam Kamis besok, Bandara Internasional Ngurah Rai serta pelabuhan tutup. Tidak ada aktivitas penerbangan serta penyeberangan selama minimal 24 jam mulai pukul 06.00 Wita tanggal 7 Maret 2019 hingga pukul 06.00 Wita tanggal 8 Maret 2019.
Penyedia telekomunikasi, termasuk jaringan internet serta saluran televisi dan radio, mati. Jaringan yang diperbolehkan menyala hanya obyek vital, seperti kantor polisi, kebencanaan, dan rumah sakit.
Sementara Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali melalui UPTD Pengendalian Bencana Daerah atau Pusdalops tetap beroperasi untuk siaga merespons peringatan dini serta pelayanan kegawatdaruratan bencana, seperti pertolongan pertama dan bantuan hidup dasar.
Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rengin mengatakan, dukungan personel yang bertugas selama pelaksanaan Nyepi sebanyak tujuh tenaga ESR (emergency service respons) berupa tenaga medis (dokter dan perawat) bersama sopir dan lima tenaga operator pusat krisis yang menerima dan menindaklanjuti laporan masyarakat yang masuk. Mereka melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat dengan menyiagakan empat (empat) mobil ambulans.
Secara teknis, jika ada yang mengalami gangguan kesehatan, Tim ESR Pusdalops siap meluncur tanpa membunyikan sirine dengan berkoordinasi dengan pecalang setempat untuk penanganan pertama dan dapat diantar ke rumah sakit terdekat.
Berbagai fasilitas pendukung untuk pelaksanaan tugas tersebut, seperti alat komunikasi radio HT, termasuk layanan internet, masih tersedia untuk petugas Pusdalops untuk kebutuhan koordinasi.