BOLAANG MONGONDOW, KOMPAS — Sebanyak 11 jenazah petambang korban runtuhnya lubang tambang emas di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, diidentifikasi pada Rabu (6/3/2019). Kini, total korban tewas sebanyak 21 orang dan 18 petambang lainnya selamat.
Menurut anggota Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Sulawesi Utara, Diah Buana Mayasari, 11 jenazah itu memiliki kesesuaian data antemortem dan postmortem. Namun, ada lima jenazah lain yang tidak memiliki data itu. Selain itu, pihaknya tidak memiliki data pembanding, seperti DNA keluarga.
Pantauan Kompas di Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu sepanjang Rabu memperlihatkan, ambulans silih berganti membawa kantong jenazah. Suasana haru mewarnai posko DVI. Keluarga korban menangis dan histeris saat jenazah teridentifikasi. Hal serupa juga dialami mereka yang belum menemukan kepastian tentang nasib anggota keluarganya.
Thomas Asiking (14), siswa kelas II SMP 4 Mopusi, misalnya, tak sadarkan diri saat tiga ambulans memberangkatkan jenazah yang sudah diidentifikasi. Tidak ada kabar mengenai nasib ayahnya, Rusli Asiking.
”Dia anak tunggal. Sejak Selasa pekan lalu, dia langsung datang ke lokasi. Dia bahkan berhari-hari menginap di lokasi evakuasi dan baru pindah menunggu di rumah sakit saat sudah ada jenazah yang dievakuasi. Thomas sangat terpukul dan sedih karena sampai sekarang kabar ayahnya belum jelas,” tutur salah seorang bibi Thomas.
Sementara itu, di lokasi evakuasi, alat berat masih terus beroperasi menggali lubang galian tambang yang runtuh. Tim SAR gabungan terus mengevakuasi jenazah ataupun potongan tubuh yang ditemukan.
”Hari ini ada tujuh kantong jenazah yang dievakuasi. Semua dibawa ke RSUD Kotamobagu. Namun, untuk sementara pencarian kembali dihentikan karena terjadi longsoran yang menutup hampir semua lubang galian,” kata Ferry dari Humas Kantor SAR Manado.
Operasi pencarian dan evakuasi korban lubang tambang yang runtuh telah dimulai sejak Selasa pekan lalu. Medan berat di lokasi pencarian membuat tim SAR memperpanjang waktu evakuasi selama tiga hari setelah sepekan tidak membuahkan hasil. Kamis (7/3/2019) adalah hari kesepuluh pencarian. Tim nantinya akan memutuskan apakah melanjutkan atau menghentikan evakuasi.