WONOSARI, KOMPAS — Hujan deras di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memicu bencana banjir dan tanah longsor, Rabu (6/3/2019). Sejumlah rumah dan bangunan sekolah terdampak kejadian ini.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, banjir dan tanah longsor menimpa tiga kecamatan di Gunung Kidul, yakni Gedangsari, Nglipar, dan Semin. Banjir yang terjadi pada Rabu sore itu menyebabkan sedikitnya 25 rumah terendam air. Ketinggian air di Gedangsari mencapai 1 meter.
Di Kecamatan Gedangsari, banjir membuat 2 rumah, 2 sekolah, dan 1 kantor pemerintahan terendam. Banjir juga merusak 2 jembatan serta menghanyutkan seekor sapi dan 13 ayam. Di Kecamatan Nglipar, 9 rumah terendam. Sementara di Kecamatan Semin, 14 rumah terendam banjir. Pada Kamis (7/3), banjir mulai surut.
”Saat ini, air sudah mulai surut. Dampak paling besar di Gedangsari dan Nglipar,” ujar Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana, Kamis.
Longsor
Tanah longsor berdampak pada 11 rumah dan bangunan, yang terdiri dari 2 rumah di Gedangsari, 7 rumah di Nglipar, dan 2 rumah di Semin. Kerusakan terparah ada di Dusun Pringombo, Desa Natah, Nglipar. Di sana, satu rumah ambruk diterjang material tanah dari bukit yang berada di atasnya.
Sukardi (50), warga Dusun Pringombo, mengatakan, tanah longsor terjadi pada Rabu sekitar pukul 16.30. Sebelumnya, hujan deras turun di wilayah tersebut. ”Waktu itu hujan deras, tahu-tahu ada tanah longsor,” ungkapnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Sukardi menuturkan, tidak ada korban yang meninggal ataupun terluka akibat bencana tanah longsor tersebut. Sebab, sebelum bencana terjadi, sejumlah warga sudah mengungsi terlebih dulu ke rumah keluarga mereka.
”Tahun 2018 juga terjadi longsor di sini. Jadi, sebagian warga sudah mengungsi dulu ke rumah keluarganya di daerah lain,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Sektor Nglipar Ajun Komisaris Sumarya mengatakan, sebagian wilayah kecamatan tersebut rawan longsor karena kondisi geografisnya yang berbukit-bukit. Oleh karena itu, apabila terjadi hujan deras dalam durasi cukup lama, warga yang tinggal di wilayah rawan longsor harus meningkatkan kewaspadaan.
”Kalau di sini, ada hujan deras dan lama, memang berpotensi longsor. Wilayahnya perbukitan dan tanahnya labil,” kata Sumarya.