Persib Bandung terpaksa mengakui keperkasaan Persebaya Surabaya setelah dikalahkan 3-2 dalam laga Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Kamis (7/3/2019). Akibatnya, kesempatan Persib untuk lolos dari fase Grup menjadi lebih sulit karena belum pernah memenangkan dua laga awal di kompetisi ini.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
SOREANG, KOMPAS — Persib Bandung terpaksa mengakui keperkasaan Persebaya Surabaya setelah kalah 2-3 dalam laga Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/3/2019). Akibatnya, kesempatan Persib lolos dari fase grup menjadi lebih sulit karena belum pernah menang dalam dua laga awal turnamen pramusim itu.
Sebelumnya, Persib Bandung juga takluk dari PS Tira Persikabo 1-2 di stadion yang sama, Sabtu (2/3/2019). Pelatih Persib Miljan Radovic menyampaikan permintaan maaf akibat kekalahan yang membuat Persib bertengger di dasar klasemen Grup A Piala Presiden. Radovic menyadari kekalahan kali ini membuat Persib terseok-seok untuk lolos dari penyisihan grup.
Tidak hanya harus mengalahkan Perseru Serui di laga berikutnya, ”Maung Bandung” juga harus menggantungkan harapan pada laga PS Tira Persikabo kontra Perseru Serui. Jika Tira memenangi pertandingan, kesempatan Persib untuk meraih gelar juara Piala Presiden akan tertutup karena tidak mungkin menempati posisi kedua klasemen.
Namun, Radovic mengakui dirinya tidak menargetkan kemenangan total di dua pertandingan awal. Ia berujar, pemain yang ada perlu diberi kesempatan untuk unjuk kemampuan di lapangan sehingga bisa menentukan siapa yang pantas di lapangan sebagai elemen inti.
”Saya mengerti situasinya. Memang tidak mudah bagi kami untuk selalu kalah. Tetapi, saya harus pikirkan pemain, berikan mereka waktu, nanti pasti menang. Sekarang saya sudah tahu siapa yang akan bermain dan yang tidak,” ujar Radovic seusai pertandingan.
Kapten Persib, Supardi Nasir, optimistis Persib bisa bangkit di laga berikutnya. Ia mengatakan, materi pemain yang berubah-ubah memerlukan adaptasi sehingga bisa menguasai laga berikutnya. Ia meminta bobotoh, pendukung Persib, untuk bersabar dan tidak meluapkan kekecewaan dengan melakukan kerusuhan.
”Saya yakin dengan semua pihak di tim ini. Kami bisa bangkit meski Piala Presiden ini tidak berlangsung baik. Memang semuanya kecewa, tetapi yang terpenting tidak ada pemain yang cedera,” ujar Supardi.
Pelatih Persebaya Surabaya Djajang Nurjaman mengaku bangga dengan keberhasilan anak asuhnya melibas Persib di kandangnya. Ia berujar, Persib memberikan perlawanan yang keras lewat Ezechiel N’Douassel yang dijaga dengan sangat rapat.
”Ezechiel memang penyerang yang sulit. Dia bermain bagus selama pertandingan. Sayang sekali dia tidak mencetak gol di pertandingan ini,” ujar Djajang yang pernah melatih Persib.
Selama 90 menit berlaga memang Ezechiel tidak diberi ruang gerak yang cukup untuk menerima umpan dan melakukan serangan. Berkali-kali umpan yang datang berakibat off-side. Setiap berada di kotak penalti, Ezechiel paling tidak dijaga dua pemain bertahan Persebaya.
Djajang juga tidak menampik penilaian bahwa pengetahuannya tentang pemain Persib menjadi salah satu bahan strateginya dalam pertandingan ini. Pelatih asal Majalengka ini pernah menjadi pelatih Persib dalam rentang 2012-2017. ”Banyak pemain kunci seperti Hariono, Supardi Nasir, Kim Kurniawan, dan lainnya pernah menjadi anak buah saya. Itu cukup memberikan masukan,” ucapnya.
Rusuh
Bobotoh, suporter Persib yang haus kemenangan akibat kekalahan di laga awal, juga merasakan kekecewaan yang berakibat kerusuhan di lapangan. Beberapa penonton menyerbu ke tengah lapangan sehingga menyebabkan para pemain dan manajemen Persib mendapat perlindungan dari petugas. Bahkan, saat pertandingan berakhir, teriakan bobotoh yang menuntut Radovic diganti menggema di stadion.
Radovic menyayangkan kerusuhan bobotoh yang mengancam keamanan dirinya dan pemain itu. ”Saya juga bobotoh. Mereka mengkritik itu normal. Saya juga meminta maaf atas kekalahan ini. Tetapi, kalau ada yang main pukul, itu tidak enak. Pemain sudah bekerja keras,” ucapnya.