JAKARTA, KOMPAS — Sedimentasi menghambat pembersihan ratusan meter kubik eceng gondok di Waduk Pluit, Jakarta Utara. Sejumlah alat berat hanya dapat beroperasi di sisi utara waduk yang kedalaman airnya mencukupi.
Kepala Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Lambas Sigalingging, Kamis (7/3/2019), mengatakan, sisi selatan waduk mengalami sedimentasi parah. Kedalaman air di tempat itu saat ini tidak lebih dari 1 meter.
”Masalah ini sudah dikomunikasikan dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Dalam waktu dekat, mereka akan mengeruk waduk untuk mengurangi sedimentasi itu,” kata Lambas.
Di lokasi, empat ekskavator dan satu buldoser amfibi hanya menyisir sisi utara waduk. Sebaran eceng gondok (Eichhornia crassipes) di sisi selatan waduk dibiarkan tak tertangani.
”Kalau nekat ke selatan, nanti (alat berat) pasti kandas di lumpur. Beberapa kali alat berat rusak karena menabrak lumpur dan sampah di dasar waduk,” kata salah satu operator ekskavator amfibi, Suhendra (44).
Kesempatan
Curah hujan lebat yang selama seminggu belakangan ini mengguyur Jakarta membuat eceng gondok hanyut ke sisi utara waduk. Saat ini, petugas membangun sekatan agar eceng gondok tidak tersedot dan merusak pompa air waduk.
”Sebenarnya ini malah jadi kesempatan kami membersihkan eceng gondok. Sebelumnya, eceng gondok ini tersebar di sisi selatan dan tidak bisa diangkut menggunakan alat berat,” kata operator buldoser amfibi, Yus (34).
Meskipun begitu, air pasang yang datang itu tidak menghanyutkan seluruh eceng gondok di Waduk Pluit ke sisi utara. Masih banyak eceng gondok yang tersisa di sisi selatan waduk.
Lambas mengatakan, sejak Selasa (5/3/2019), tak kurang 407 meter kubik eceng gondok telah diangkut. Sejumlah 50 petugas UPK Badan Air dikerahkan untuk mempercepat proses pembersihan.
”Kalau tidak ada kendala, saya yakin pada Jumat (6/3/2019) pembersihan eceng gondok di sisi utara akan selesai,” ujar Lambas.
Sampah warga
Selain eceng gondok, para petugas juga harus membersihkan sampah yang timbul ke permukaan waduk ketika air pasang. Sebagian sampah ini diketahui merupakan buangan warga sekitar waduk.
Berbagai macam sampah, dari bungkusan makanan hingga tempat tidur ditemukan saat para petugas membersihkan waduk. Sampah tersebut sebelumnya mengendap di dasar waduk hingga akhirnya timbul kembali ketika arus waduk menguat karena volume air bertambah pada musim hujan.
”Setiap hari kami melihat warga sekitar membuang sampah ke waduk. Sudah berkali-kali diingatkan, tapi tidak pernah dipatuhi,” kata Suhendra.
Ia dan sejumlah petugas lain mengeluhkan pekerjaan membersihkan waduk terkesan sia-sia. Tanpa kontribusi warga untuk turut menjaga kebersihan, keadaan Waduk Pluit tetap sulit dipulihkan. (PANDU WIYOGA)