JAYAPURA, KOMPAS - Kontak senjata antara TNI dengan kelompok kriminal separatis bersenjata pimpinan Egianus Kogoya kembali terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019). Tiga anggota TNI gugur dalam insiden ini.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi, saat dihubungi dari Jayapura, pada Kamis malam membenarkan adanya insiden tersebut. Ketiga anggota yang gugur itu yakni Sersan Dua Mirwariyadin, Sersan Dua Yusdin, dan Sersan Dua Siswanto Bayu Aji.
Ia mengungkapkan, ketiga korban bersama 22 rekannya diserang secara tiba-tiba oleh 50-70 anggota kelompok Egianus pada pukul 08.00 WIT. Para pelaku menggunakan senjata api, panah, dan parang.
Para korban dan rekan-rekannya adalah anggota Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) TNI yang bertugas di daerah pegunungan tengah Papua yang rawan gangguan keamanan. Ketiga anggota TNI yang gugur telah dievakuasi dari Nduga dengan helikopter ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika di Timika pada pukul 16.00 WIT.
"Satgas berpatroli di lokasi teror kelompok kriminal separatis bersenjata di Papua. Mereka juga berperan untuk mengamankan pasukan Zeni Tempur yang akan mengerjakan 30 unit jembatan penghubung Jalan Trans-Papua di ruas Wamena-Mamugu," ujar Aidi.
Ia menambahkan, diperkirakan sebanyak 10 anggota kelompok Egianus yang tewas tertembak dalam kontak senjata dengan tim Satgas Gakkum TNI di Mugi. Namun, lanjut Aidi, jenazah mereka berhasil dibawa oleh rekan-rekannya.
"Anggota Satgas Gakkum TNI tetap memberikan perlawanan walaupun kalah jumlah personel. Mereka berhasil mendapatkan sebanyak lima pucuk senjata api milik anggota Egianus," katanya.
Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Yosua Pandit Sembiring menyampaikan rasa duka cita sedalam-dalamnya atas gugurnya ketiga prajurit di Mugi. Pangdam menyatakan para korban gugur demi menjalankan tugas mulia untuk menegakkan kedaulatan bangsa.
"Mereka adalah pahlawan bangsa yang rela mengorbankan nyawa demi rasa aman bagi masyarakat Papua. Kelompok Egianus ini tidak segan membunuh aparat dan warga sipil yang tidak mendukung gerakan mereka," kata Yosua.
Diketahui kelompok tersebut menggunakan strategi perang gerilya di sejumlah kabupaten. Kelompok Egianus Kogoya di Nduga, Goliath Tabuni di Puncak Jaya, Lekagak Telenggen dan Militer Murib di Puncak dan Puncak Jaya, serta Purom Wenda di Lanny Jaya.
Sejak awal tahun 2019 hingga kini, total telah terjadi lima peristiwa penembakan terhadap prajurit TNI di Papua. Dari kelima peristiwa itu, tiga anggota TNI mengalami luka-luka dan lima anggota TNI gugur.
Adapun jika ditarik sejak 2018, kelompok ini telah terlibat dalam 33 kasus penembakan. Aksi kelompok ini menyebabkan korban meninggal sebanyak 23 warga sipil dan 12 personel keamanan dari TNI serta Polri.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Martuani Sormin memaparkan, terdapat enam kabupaten di Papua yang belum memiliki kepolisian resor (polres) dari 28 kabupaten dan 1 kota di Papua. Keenam kabupaten itu yakni Puncak, Nduga, Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, dan Yalimo.
Khusus Nduga, daerah tersebut hanya memiliki kepolisian sektor (polsek) dengan kekuatan 15 personel.