PORTO, RABU – Semua mata tertuju pada Pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco setelah timnya disingkirkan FC Porto dari babak 16 besar Liga Champions, Kamis (7/3/2019) dini hari WIB. Pelatih asal Italia itu menjadi kambing hitam kegagalan Roma musim ini, di Liga Champions maupun kompetisi domestik. Dia menanggung dosa yang bukan murni kesalahannya.
Roma tersingkir dari Liga Champions usai takluk 1-3 dari Porto, di Stadion Dragao, Porto, Portugal. Gol penalti bek kiri Porto Alex Telles pada menit ke-117 membuat "Serigala Roma" gagal lolos ke perempat final karena kalah agregat gol 3-4.
Selepas laga, Di Francesco bergegas meninggalkan stadion dan menuju ke bus. Dia menghilang dari kerumunan awak media yang hendak menunggunya untuk konferensi pers. Dikabarkan Sky Sports Italia, pelatih yang membawa Roma musim lalu ke semifinal Liga Champions itu akan mengundurkan diri dalam waktu dekat.
Sebagai pelatih, Di Francesco memang memiliki tanggung jawab terbesar terkait kegagalan Roma musim ini. Namun, itu bukan murni kesalahannya. Sebab, kegagalannya disebabkan oleh kurangnya stok dan kualitas pemain bertahan Roma.
"Di Francesco adalah salah satu pelatih terbaik di Italia. Tetapi, musim ini dia kehilangan tulang belakang karena Roma terus menjual pemain terbaiknya," kata Claudio Ranieri, mantan pelatih Roma yang dikabarkan masuk dalam bursa pengganti Di Francesco.
Dua musim terakhir, Roma menjual dua benteng pertahanan, bek Antonio Rudiger (26) ke Chelsea dan kiper Alisson Becker (26) ke Liverpool. Penjualan itu menghasilkan 97,5 juta euro. Namun, pengganti mereka tidak sepadan, pemain kelas kedua, yaitu bek tengah, Juan Jesus (27), Federico Fazio (31), dan Ivan Marcano, serta kiper Robin Olsen (28), yang total hanya bernilai 20 juta euro.
Pemain-pemain itu menjadi pondasi saat tim ibu kota Italia bertandang ke Porto. Biasanya Di Francesco memainkan formasi dua bek utama Kostas Manolas dan Fazio. Namun, cederanya Fazio membuatnya menggunakan tiga bek, Manolas, Jesus, dan Marcano, pemain gratisan dari Porto yang diboyong musim panas lalu.
Hasilnya, meski sudah menumpuk tiga pemain, Roma tidak mampu menahan gempuran Moussa Marega dan rekan-rekan. Salah satunya, barisan pertahanan Roma gegabah saat melakukan kesalahan pada menit ke-117 yang berbuah penalti. Bek kiri Alessandro Florenzi menarik baju pemain Porto Fernando, tiga menit sebelum laga dilanjutkan ke babak adu penalti.
Minimnya pilihan bertahan bukanlah salah Di Francesco. Hal itu merupakan tugas dari Monchi, sapaan Ramon Rodriguez Verdejo, Direktur Olahraga Roma. Monchi adalah pengatur alur keluar masuk pemain sejak bergabung pada pertengahan 2016 lalu.
Sebelumnya, Di Francesco sudah mengungkapkan keluhannya terhadap materi pemain bertahan pada Desember 2018. Kala itu, Roma ditahan imbang Cagliari setelah unggul 2-0 akibat kesalahan pemula para pemain bertahan. "Pertahanan bagus akan membawa kepada penyerangan bagus. Sayangnya pertahanan kami minim pengalaman dan banyak membuat kesalahan musim ini," tuturnya.
Keluhan itu tidak didengan oleh Monchi. Di Januari 2019, mantan Direktur Olahraga Sevilla itu tidak menambah satu pemain pun. Monchi berdalih, bursa transfer Januari tidak akan banyak mengubah tim. "Jika anda membeli pemain saat Januari, berarti anda melakukan banyak kesalahan," katanya.
Setelah itu, periode terburuk Roma terjadi. Mereka dibantai Fiorentina, 1-7, di perempat final Coppa Italia dan takluk dalam rival sekota dari Lazio, 0-3, di Serie A, pekan lalu. Sementara itu, Roma menjadi tim dengan rekor pertahanan terburuk dari enam besar Serie A.
Monchi memang sempat dipuji karena membawa pemain muda berbakat seperti Nicolo Zaniolo (19), pencetak dua gol di leg pertama atas Porto, dan Cengiz Under (21). Namun, investasi pemain berbakat itu tidak dilakukannya pada barisan pertahanan. Lini paling krusial di sepak bola Italia.
Alih-alih bertanggung jawab, kini Monchi mendapatkan banyak pujian. Bahkan dia dilirik oleh tim besar Liga Primer Inggris seperti Arsenal. Pada saat bersamaan, Di Francesco sedang terpuruk menghadapi masa-masa terakhirnya sebagai pelatih Roma. (AFP/REUTERS)