BEKASI, KOMPAS – Polisi temukan jenazah dengan luka tusuk di dada di Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (7/3/2019) dini hari. Jenazah tersebut merupakan korban pembunuhan karena saling ejek di antara teman sebaya.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Eka Mulyana di Bekasi, Jumat (8/3/2019) mengatakan, jenazah itu bernama Herry Hermawan (22). Herry merupakan warga Cimanggis, Kota Depok. “Jenazah Herry Hermawan kami temukan di tengah jalan dengan luka tusuk di dada,” kata Eka.
Seusai menemukan jenazah itu, dia segera memeriksa tempat kejadian perkara dan menyelidiki penyebab kematian. “Dalam waktu delapan jam, kami menemukan bahwa Herry dibunuh oleh dua temannya,” ujar Eka. Kedua orang itu adalah GT dan MT, warga Pondok Gede, Kota Bekasi.
Mereka menusuk dada Herry menggunakan celurit. Kejadian itu disaksikan tujuh anak yang tengah berkumpul bersama Herry. Eka menambahkan, polisi menangkap GT di wilayah Pondok Gede. Namun, MT melarikan diri dan belum ditemukan.
Kini, GT ditetapkan sebagai tersangka atas pidana dengan membunuh orang dengan sengaja atau melukai orang lain sehingga menyebabkan kematian, atau melakukan kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Atas tindakan itu, ia terancam hukuman 15 tahun penjara sesuai Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) subsider Pasal 354 ayat (2) subsider Pasal 351 ayat (1) KUHP.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya baju, celana, dan topi milik korban dan pelaku. Selain itu, polisi juga menyita dua bilah celurit sebagai barang bukti.
Saling ejek
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor (Polsek) Pondok Gede Ajun Komisaris Supriyanto menjelaskan, Herry dibunuh karena saling ejek dengan teman-teman sebayanya. Adapun korban dan dua pelaku merupakan teman lama. Mereka adalah tunakarya. Beberapa tahun lalu, mereka sering adu balap motor bersama.
Supriyanto menambahkan, beberapa waktu belakangan, hubungan mereka kian intens. Mereka kerap berkomunikasi baik secara tertulis maupun audio visual melalui media sosial. Namun, percakapan mereka berisi ejekan dan saling tantang.
“Pemicu kemarahan adalah ungkapan cuih dari Herry,” ujar Supriyanto. Ungkapan yang melambangkan meludah itu membuat MT dan GT geram. Mereka bertiga pun sepakat untuk segera bertemu lalu berkelahi.
Dalam pertemuan tersebut, GT dan MT kaget karena Herry membawa celurit dan mengeluarkannya. Mereka pun kembali ke rumah untuk mengambil senjata yang sama. Saat bertemu kembali, kedua pihak sama-sama sudah membawa senjata. Namun, celurit lebih dulu menancap di dada Herry. Ia pun tewas seketika.