Pendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer Terkendala
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Pendaftaran untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer masih terkendala bagi sebagian siswa. Pembayaran biaya ujian sebesar Rp 200.000 tidak bisa dilakukan, baik di ATM maupun petugas bank karena data antara situs Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi belum tersambung dengan bank-bank mitra.
Hal tersebut diutarakan beberapa orangtua siswa yang mengaku sejak hari Rabu sudah berupaya membayar biaya Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), namun belum bisa melakukannya karena nomor kuitansinya tidak tercatat oleh bank-bank mitra.
Kepala Sekolah SMA Islam Nusantara Malang, Ari Ambarwati mengungkapkan, siswa-siswa kelas XII belum bisa melakukan pembayaran. Padahal, mereka sudah mengisi formulir pendaftaran dan mendapat nomor kuitansi. "Sudah datang ke BNI dan Bank Mandiri, tetap saja tidak bisa membayar karena datanya tidak ada," tuturnya.
Ari mengatakan, siswa berharap mereka bisa membayar tepat waktu agar tidak perlu mendaftar ulang. Proses mendaftar ulang sangat melelahkan karena haru memasukkan nama, Nomor Induks Siswa Nasional, Nomor Pokok Sekolah Nasional, memilih lokasi untuk mengikuti UTBK, dan memilih paket ujian.
"Kalau internetnya lambat atau yang mengakses situs LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) ramai, mengunggah datanya bisa lama sekali. Umumnya siswa mencoba berkali-kali hingga tengah malam," ujarnya.
Kalau internetnya lambat atau yang mengakses situs LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) ramai, mengunggah datanya bisa lama sekali. Umumnya siswa mencoba berkali-kali hingga tengah malam.
Proses memilih lokasi ujian juga untung-untungan. Terdapat 74 perguruan tinggi negeri yang menjadi lokasi penyelenggaraan UTBK. Siswa diminta memilih tempat yang paling dekat dari rumah. Akan tetapi, jika kuota sudah penuh, mereka harus mencari lokasi lain.
Tidak bisa daftar
Sementara Fakhri Audiansyah, siswa kelas XII SMA Muhammadiyah Pontianak, Kalimantan Barat tidak bisa melakukan pendaftaran. Sejak tanggal 1 Maret ketika pendaftaran UTBK dibuka, ia tidak bisa masuk ke laman pengisian data siswa. "Ketika sama memasukkan nama dan alamat e-mail, situs LTMPT bilang e-mail tersebut sudah ada yang menggunakan. Saya jadi enggak bisa melanjutkan ke halaman berikutnya," ucapnya.
Fakhri mengaku, belum pernah mengakses situs LTMPT sebelum tanggal 1 Maret. Ia tidak mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri karena sekolahnya diberi kuota boleh mengikutsertakan 40 persen dari jumlah siswa kelas XII. Pihak sekolah yang menentukan nama-nama siswa di dalam kuota tersebut.
"Saya tanya ke teman-teman, mereka juga bilang enggak bisa masuk ke laman pendaftaran. Ada yang karena e-mailnya dibilang sistem sudah dipakai oleh orang lain. Ada juga yang sudah mengisi nama, NISN, NPSN dan lain-lain. Tapi, waktu mengklik submit, sistem bilang NISN yang dimasukkan salah. Padahal itu memang nomornya," ujar Fakhri.
Ia mengaku akan terus mencoba hingga tengah malam. Harapannya, kepadatan di dalam sistem akan berkurang dan lebih mudah mendaftar.
Wakil Ketua I LTMPT Joni Hermana menjelaskan, sebelum tanggal 4 Maret terjadi banyak masalah. Banyak siswa bisa mencetak kartu peserta UTBK, padahal belum melunasi pembayaran. Data kemudian dibenahi dan siswa diminta mendaftar ulang agar prosedurnya bisa berjalan sesuai yang ditentukan.
"Pada hari pertama pendaftaran ada 7.000 siswa bermasalah. Sekarang jumlahnya turun menjadi 4.000. Pesanan sesi UTBK kami tangguhkan sampai mereka melunasi pembayaran di akhir pekan ini," kata Joni. Apabila mereka tetap menemukan masalah, dipersilakan melapor ke halo.ltmpt.ac.id agar dicarikan solusi secara khusus.
Menurut dia, siswa yang mendaftar setelah tanggal 4 Maret tidak menghadapi masalah itu. Data LTMPT per pukul 15.14 menyebutkan, ada 291.171 orang yang menjadi peserta UTBK.