TANGERANG, KOMPAS -- Selama hampir setahun, sejak Februari 2018 hingga Jumat (7/3/2019) Jalan Perimeter Selatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten masih ditutup.
Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta PT Angkasa Pura II (Persero), pengelola bandara tersebut berencana membuka akses jalan alternatif ke dan dari belakang bandara melalui Kota Tangerang, Kamis (7/3/2019).
Namun, rencana tersebut ditunda sampai ijin keselamatan pelintasan sebidang, yakni verifikasi dan simulasi dari Ditjen Perkeretaapian rampung. Selain itu, pihak terkait telah menyepakati, keselamatan pengendara adalah hal yang paling utama.
Sejauh pengamatan, Jumat (8/3/2019) sore, akses jalan Perimeter Selatan masih ditutup.
"Masih ditutup, belum bisa masuk. Belum tahu sampai kapan," kata Bazi, salah seorang petugas keamanan di Perimeter Selatan, Jumat. Satu mobil truk dan satu alat berat deco terlihat di pinggir jalan Perimeter Selatan.
Mobil deco terlihat mengguruk dan memindahkan tanah. Sebuah bukit di tempat proyek tersebut terlihat tinggal separuh. "Itu cuma untuk meratakan tanah saja. Enggak ada proyek pembangunan di situ," kata petugas keamanan tadi.
Beban macet bertambah
Belum dibukanya akses jalan tersebut membuat warga masih harus bersabar dengan kemacetan yang terjadi di Jurumudi dan Rawa Bokor, Benda, Kota Tangerang menuju bandara.
"Setiap hari, jalan Jurumudi macet parah. Sebenarnya itu jalan warga, jalan kampung akhirnya menjadi ramai sekali. Macet parah," kata Rohman (32), pengemudi ojek pangkalan di komplek Bandara Mas (Pintu M1).
Sebagai jalan warga, kata Rohman, jalan tersebut untuk satu mobil saja. Akan tetapi, sejak penutupan Perimeter
Selatan, jalan tersebit terpaksa digunakan untuk dua mobil. Akibatnya macet sekali. Muhamad (30) warga Kelurahan Pajang, Kota Tangerang mengatakan, kemacetan di Jalan Jurumudi dan Rawa Bokor makin menjadi.
"Pokoknya tambah macet. Antrian kenadaannya panjang banget," kata Muhamad.
"Jika Perimeter Selatan belum dibuka, pasti di jalan ini (Jurumudi dan Rawa Bokor) akan macet parah karena warga yang mau ke arah bandara harus memutar ke situ, jalan Jurumudi dan Rawa Bokor," tambah Muhamad.
Sapri (29), pengendara ojek daring mengatakan jika kejebak macet, bisa sampai dua jam untuk keluar dari jalan Jurumudi.
Rohman, Muhamad, dan Sapri, serta warga lainnya yang mau tidak mau harus melintasi jalanan tersebut berharap Pemerintah Kota Tangeran dan Pengelola Bandara Internasional Soekarno - Hatta lebih peka dengan kemacetan yang dihadapi warga setiap harinya.
"Kami berharap, secepatnya akses Perimeter Selatan dibuka lagi, dibuka lagi," kata Muhamad. Jalan alternatif Perimeter Selatan ditutup sejak tahun lalu, setelah tragedi longsor kolong jembatan Kereta Bandara. Dalam insiden tersebut telah merenggut korban jiwa.
Minta maaf
Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soetta, Febri Toga Simatupang meminta maaf atas penundaan pengoperasian Perimeter Selatan tersebut. Menurut Simatupang, penundaan dibukanya akses jalan tersebut sampai ijin keselamatan perlintasan sebidang sementara dari Ditjen Perkeretaapian telah rampung dilakukan.
"Kami memohon maaf kepada para pengendara yang telah mendapatkan informasi bahwa tanggal 7 Maret 2019 kemarin Jalan Perimeter Selatan beroperasi. Kami mengumumkan bahwa pengoperasian ditunda karena belum adanya izin terkait dengan aspek keselamatan," kata Simatupang.
Sebelum ditunda, Rabu (6/3/2019) pihak terkait, yakni Ditjen Perkeretaapian, PT Kereta Api Indonesia, PT Angkasa Pura II (Persero), Pemerintah Kota Tangerang dan Polres Bandara Soekarno-Hatta telah menindaklanjuti rapat yang digelar sebelumnya, untuk melaksanakan verifikasi dan simulasi.