Jembatan Layang Cibodas Makin Rusak
TANGERANG, KOMPAS — Kondisi jalan layang di Jalan Gatot Subroto, Cibodas, Kota Tangerang, semakin memprihatinkan. Selain sejumlah baut pada baja penyangga dinding di sisi kiri dan kanan copot dan nyaris copot, konstruksi
jembatan layang sepanjang 770 meter dan lebar 30 meter itu sudah retak dan berpotensi rontok.
Pemerintah Kota Tangerang telah melaporkan kerusakan jembatan tersebut kepada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (5/3/2019).
Dalam suratnya, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah meminta pihak terkait, dalam hal ini Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Kementerian PUPR, segera melakukan evaluasi atas kondisi jembatan layang. Kondisi jembatan tersebut harus segera ditangani agar jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.
Arief mengatakan, penanganan jembatan layang ini mendesak dilakukan karena dapat mengancam keselamatan jiwa pengguna jembatan dan orang yang melintas di kolong jembatan layang tersebut.
”Terkait laporan warga tentang kondisi jembatan layang Cibodas ini, kami sudah mengirimkan surat kepada Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI untuk evaluasi dan penanganan,” kata Arief.
Berdasarkan pantauan, Jumat (8/3/2019) siang, pada dinding jembatan tampak konstruksi beton mengalami sejumlah keretakan besar. Bahkan, ada balok yang disematkan pada dinding yang retak, mungkin sebagai penahan. Belum lagi retak rambut pada tembok dinding jembatan baik di sisi kiri (dari arah Kota Tangerang-Jatiuwung). Pada dinding jembatan di kedua sisi jembatan ini terdapat tiang baja yang digunakan sebagai penopang beton yang miring.
Sejumlah baut pada tiang baja itu tampak sudah lepas dan ada yang nyaris keluar dari bajanya. Selain itu, jalan pada jembatan layang rusak, selain lubang, juga bergelombang. Pada dinding atas jembatan layang juga terlihat retak-retak berukuran retak rambut hingga 5 sentimeter.
Dalam kondisi memprihatinkan dan berbahaya, jembatan layang tersebut masih dioperasikan. Kendaraan roda dua dan roda empat masih melintas di jembatan layang yang berada di atas Kali Sabi itu.
”Terkadang bus dan mobil boks melintas di jembatan itu,” kata Saprudin (47), seorang penarik becak di kolong jembatan layang.
”Mobil kecil saja kalau lewat, jembatan bergetar, apalagi kalau mobil besar dan berat melintas. Seram kedengarannya. Saya langsung buru-buru bergeser posisi keluar dari kolong jembatan,” kata Saprudin, Jumat.
Bejo (37), pengemudi angkutan kota 01 rute Pasar Anyar-Bitung, mengatakan selalu waswas jembatan roboh jika melintas di kolongnya.
”Sejak dibangun dari awal, tahun 2010, jembatan ini sudah bermasalah. Kayaknya bangunnya asal-asalan. Dinding jembatan miring, makanya dipakai tiang baja dan sekrup untuk menopang jembatan agar tidak roboh. Bautnya sudah ada yang copot. Makin seram lewat jembatan ini,” tutur Bejo.
Kekhawatiran akan kondisi jembatan yang bisa setiap saat roboh atau ambruk juga dirasakan Sugeng (56), petugas keamanan pabrik drum. ”Kondisi seperti ini (jembatan tidak layak digunakan) sangat membahayakan pengendara dan orang yang melintas di kolong jembatan,” katanya.
Menurut Sugeng yang bekerja di pabrik di samping jembatan layang itu, keretakan sudah terjadi sejak jembatan itu dioperasikan dan makin parah dalam lima tahun terakhir. Selama bekerja, ia mengatakan jarang melihat petugas melakukan perbaikan.
”Pernah diperbaiki, tetapi hanya sekadar menambal keretakan dinding jembatan dengan semen,” ujarnya.
Kondisi baut pada tiang penyangga baja di jembatan layang Jalan Gatot Subroto, Cibodas, Kota Tangerang, mengancam keamanan pelintas di jalan tersebut, seperti telihat pada Jumat (8/3/2019).
Dalam catatan Kompas, jembatan ini telah diresmikan Wakil Presiden Boediono pada Februari 2010. Namun, tak lama dilaporkan, sudah ada beberapa kerusakan.
Selain miring ke luar, kini konstruksi tiang pancang atau sheet pile pipih sisi kiri dan kanan mulai retak rambut sampai selebar 3 sentimeter (cm). Panjang retak bervariasi, mulai dari 50 cm hingga lebih dari 3 meter, hampir menyamai tinggi jembatan itu. Penyambung antara jembatan dan jalan menuju jembatan atau oprit juga telah melebar dan membuat lubang selebar 5 cm.
Di pinggir badan jembatan layang terlihat bekas penurunan jalan mencapai maksimal 20 cm. Sebagian beton bagian atas dinding sandaran itu juga telah mengelupas. Pada bagian lain dari dinding sandaran, cor mengelupas sehingga kerangka besinya terlihat. Sejumlah beton lantai bawah jembatan terlihat patah. Banyak ditemukan ketidaksempurnaan konstruksi bangunan jalan negara yang menghubungkan Serang-Tangerang-Jakarta dan sebaliknya itu (Kompas (27/10/2010).
Saat itu, Wali Kota Tangerang Wahidin Halim mendesak Kementerian Pekerjaan Umum segera memperbaiki jembatan layang tersebut. Jangan menunggu sampai kerusakan semakin parah dan jembatan ambruk karena sangat membahayakan jiwa warga Tangerang yang sehari-hari melintas di jalan itu (Kompas, 7/10/2010).