NEW DELHI, JUMAT -- India telah menandatangani kesepakatan senilai 3 miliar dollar AS untuk menyewa kapal selam bertenaga nuklir ketiga dari Rusia selama 10 tahun. Media melaporkan, kapal selam ini akan memperkuat armada maritim India di Samudra Hindia, terutama menghadapi saingan beratnya, Pakistan dan China.
Kesepakatan tersebut memerlukan waktu berbulan-bulan negosiasi itu dan terwujud ketika ketegangan antara India dan Pakistan memuncak dalam sebulan terakhir. Selain itu, kesepakatan tersebut tercapai juga saat pengaruh China menguat di kawasan tersebut.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan India menolak mengkonfirmasi kabar perjanjian tersebut kepada kantor berita AFP. Namun, sebuah laporan menyebutkan bahwa kapal selam ketiga yang disewa India dari Rusia itu akan dikirim pada tahun 2025.
Mengutip sebuah sumber di Kemhan India, harian The Times of India melaporkan, kapal selam itu akan menggantikan INS Chakra yang juga disewa dari Rusia selama 10 tahun.
Rusia, sekutu India selama Perang Dingin, tetap menjadi pemasok utama senjata ke India hingga sekarang. Hal itu membuat jengkel Amerika Serikat yang telah menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara yang membeli peralatan militer dari Moskwa.
Oktober 2018, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu dan menandatangani kesepakatan pembelian sistem pertahanan rudal darat-ke-udara buatan Rusia, S-400 senilai 5,2 miliar dolar AS.
Rusia, sekutu India selama Perang Dingin, tetap menjadi pemasok utama senjata ke India hingga sekarang.
India memiliki kekhawatiran yang sama seperti AS terkait meningkatnya peran China di Samudra Hindia, wilayah kekuasaan tradisional New Delhi. Pada 2017 India dan China terlibat sengketa militer atas kawasan dataran tinggi Himalaya yang diperebutkan Beijing dan Bhutan, sekutu dekat India.
China juga telah membuat terobosan melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) di Sri Lanka dan Maladewa, negara-negara yang dianggap India sebagai wilayah pengaruhnya. India telah menyuarakan keprihatinannya terhadap proyek BRI ketika rute utama BRI melewati Kashmir yang dikelola Pakistan, wilayah sengketa dengan India.
Ketegangan antara India dan Pakistan saat ini pun terjadi di wilayah Kashmir ketika bom bunuh diri menewaskan 40 anggota paramiliter India. Bom bunuh diri ini diklaim dilakukan oleh kelompok militan yang bermarkas di wilayah Pakistan.
Pada 26 Februari lalu, pesawat tempur India menggempur kamp pelatihan kelompok militan itu di Pakistan sebagai respons atas serangan bom bunuh diri di Kashmir. Sehari kemudian Pakistan melancarkan serangan udara sehingga memicu pertempuran udara.
Sebuah pesawat India ditembak jatuh oleh militer Pakistan. Pakistan menangkap seorang pilot India. India juga mengklaim menembak jatuh pesawat Pakistan, tetapi Islamabad membantahnya.
Ketegangan mereda setelah Jumat (1/3/2019), Pakistan membebaskan pilot India. Meski begitu, kedua negara terus saling menembakkan peluru dan mortir di perbatasan Kashmir. (AFP)