Reorganisasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tetap akan dilakukan. Namun untuk sementara prosesnya dihentikan sembari mencari titik temu target dan proses.
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah menghentikan sementara kebijakan reorganisasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyusul konflik yang terjadi di tubuh LIPI. Selanjutnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan melakukan sinkronisasi antara target yang akan dicapai dengan proses rekorganisasi yang dipermasalahkan peneliti LIPI.
Menjawab pertanyaan wartawan seusai pertemuan, Nasir menyatakan, pertemuan dengan Kalla membahas tentang target LIPI dan sinkronisasinya dengan reorganisasi yang dibutuhkan. Termasuk di dalamnya adalah membahas tentang keberatan yang disampaikan sebagian pegawa LIPI.
"Sementara ini (reorganisasi) berhenti dulu supaya tidak gaduh. Nanti akan kita ajak bicara dulu detailnya, apa sih yang diinginkan mereka," katanya.
Nasir mengatakan, reorganisasi adalah hal yang biasa dilakukan oleh suatu lembaga. pemerintah juga mempunyai target untuk LIPI. Reorganisasi LIPI dilakukan dengan dua prinsip. Pertama, tidak ada pemberhentian pegawai, baik yang PNS maupun bukan PNS. Kedua, reorganisasi harus mengasilkan tatanan baru yang lebih efektif mencapai target.
Dengan demikian, tidak bisa pegawai hanya menginginkan kepentingannya diakomodasi tanpa melihat target yang diberikan kepada LIPI. "Apakah ada perbedaan target antara pemerintah dan pegawai, ini yang harus kita garap. Nanti (pada gilirannya), organisasi harus kita selesaikan juga. Kalau memang ada revisi, kita bicarakan dengan Menpan RB," kata Nasir.
Prinsip-prinsip LIPI dalam melakukan reorganisasi tersebut, menurut Nasir, harus disampaikan dipahamai terlebih dahulu. Harapannya, jangan sampai masalah yang terjadi mengecilkan LIPI, lembaga yang sangat besar untuk masa depan Indonesia di bidang riset.
Cara berpikir dalam melakukan reorganisasi, kata Nasir, adalah dengan meletakkan target LIPI terlebih dahulu. Selanjutnya reorganisasi dilakukan sesuai kebutuhan dan efektivitas mencapai target yang telah ditetapkan tersebut. Bukan sebaliknya.
Mengundang pegawai
Terkait keberatan yang disampaikan sejumlah pegawai termasuk para peneliti LIPI, Kemristekdikti dalam waktu dekat akan mengundang para pegawai dari lima kedeputian di LIPI. Dalam kesempatan itu, forum akan membicarakan target LIPI dan reorganisasi yang dibutuhkan untuk mencapainya berikut dampaknya. Untuk sementara ini, reorganisasi dihentikan agar tidak menimbulkan kegaduhan.
”Jangan resah. Jangan terus digoreng terus. Kami menyelesaikan masalah dengan baik. Mudah-mudahan tidak merugikan semua pihaklah,” kata Nasir. Saat ditanya tanggapan Kalla, Nasir mengatakan, bahwa Wakil Presiden meminta pihaknya untuk menyinkronkan antara target dan reorganisasi.
Handoko mengatakan, pihaknya telah berusaha mengajak dialog dengan para pegawai yang keberatan. Namun sejauh ini belum mendapatkan tanggapan. ”Kita tidak melakukan restrukturisasi, tetapi redistribusi. Ya biasa kan PNS harus bisa dipindah di tempat yang sesuai. Itu pun tidak pindah kota. Sebisa mungkin tidak ada yang pindah kota, kecuali atas keinginan mereka sendiri,” kata Handoko.
Reorganisasi LIPI, menurut Handoko, bersifat urgen. Sebab, dari 4.500 pegawai LIPI, 2.500 orang di antaranya bekerja di bagian administrasi. Artinya, peneliti berjumlah 2.000 orang. ”Ini saja kan sudah jomplang. Nah kita harus melakukan sesuatu supaya ada efisiensi. Bagaimana 2.500 pegawai administrasi itu bisa lebih optimal. Karena selama ini mereka itu berada di pusat-pusat penelitian,” kata Handoko.
Komposisi pegawai di pusat-pusat penelitian LIPI rata-rata adalah 60 persen bidang administrasi dan 40 persen peneliti. Oleh sebab itu, semua pegawai administrasi ditarik ke pusat sehingga pusat penelitian hanya mengurusi penelitian saja.
Sementara urusan administrasi ditarik ke pusat di bagian Sekretariat Utama menjadi pengelola kawasan. Di Sekretariat Utama dibentuk layanan satu atap khusus untuk administrasi.
”Jadi pusat penelitian, fokus penelitian saja. Minimal saya bisa membuat pusat penelitian lebih fokus ke penelitian. Tidak direpotkan dengan administrasi. Itu dulu. Sebenarnya saat ini, itu yang kita lakukan,” kata Handoko.