Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Dorong Industri Komoditas di Lampung
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer mulai beroperasi setelah diresmikan Presiden Joko Widodo, Jumat (8/3/2019). Bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera ini diharapkan mendorong pertumbuhan industri berbasis komoditas di Lampung.
Pengamat ekonomi dari Universitas Lampung, Asrian Hendi Cahya, menilai, Lampung memiliki modal yang cukup kuat untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Selain ketersediaan komoditas unggulan, infrastruktur tol, bandara, dan dermaga eksekutif Bahauheni kini juga sudah siap beroperasi.
Asrian menilai, beroperasinya tol dapat mendorong tumbuhnya industri berbasis komoditas di Lampung. Industri diharapkan dapat mengembangkan hilirisasi produk pertanian, menyerap tenaga kerja, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Sumatera. ”Sumatera, khususnya di Lampung, dapat menjadi pusat ekonomi baru selain Jawa,” ujarnya.
Sumatera, khususnya di Lampung, dapat menjadi pusat ekonomi baru selain Jawa.
Meski begitu, Asrian melihat, ketersediaan listrik masih menjadi kendala bagi pengembangan industri. Selama ini, listrik di Lampung masih disuplai oleh Sumatera Selatan. Menurut dia, pemerintah juga harus meningkatkan kapasitas listrik dengan memanfaatkan energi panas bumi yang tersedia di Lampung.
Tol Bakauheni-Terbanggi Besar merupakan bagian dari Tol Trans-Sumatera sepanjang 2.704 kilometer. Tol Bakauheni-Terbanggi Besar menghubungkan dua kota, yakni Bandar Lampung dan Metro, serta tiga kabupaten, yakni Lampung Selatan, Pesawaran, dan Lampung Tengah.
Ketua Bidang I Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Wilayah Lampung Julius Gultom menuturkan, selain dapat memangkas waktu, beroperasinya tol juga akan menekan biaya operasional. Selama ini, perusahaan logistik terbebani biaya operasional kendaraan untuk mengganti ban akibat jalan yang berlubang.
”Saat ini, biaya operasional sekitar 28 persen. Dengan adanya tol, biaya operasional diharapkan bisa ditekan hingga 23 persen,” katanya. Terkait tarif tol, pihaknya berharap harga yang ditetapkan pemerintah tidak terlalu mahal.
Peresmian tol dilakukan di Gerbang Tol Natar, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (8/3/2019). Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirene oleh Presiden. Selain tol, Presiden juga meresmikan terminal Bandara Internasional Radin Inten II, Lampung Selatan.
”Ini akan memacu investasi untuk masuk ke lokasi yang berkaitan dengan tol,” ujar Presiden Joko Widodo seusai meresmikan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Jumat (8/3/2019).
Presiden berharap sejumlah ruas Tol Trans-Sumatera lainnya yang saat ini sedang dibangun bisa segera beroperasi. Presiden menargetkan, jalan tol akan tersambung dari Aceh hingga Lampung pada 2024.
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo berterima kasih dan mengapresiasi pembangunan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Jalan tol itu akan difungsikan untuk mempercepat logistik serta mempercepat pertumbuhan ekonomi.
”Kami mendukung penuh komitmen Presiden Joko Widodo dalam memajukan dan menyejahterakan negeri ini. Jalan Tol Trans-Sumatera ini menjadi tumpuan pusat pertumbuhan ekonomi baru setelah Jawa,” kata Ridho.
Lebih efisien
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono optimistis pengoperasian tol akan berdampak positif pada perekonomian Sumatera. Akses logistik akan lebih baik.
Saat ini, pemerintah tengah mengkaji penetapan tarif tol. Setelah diresmikan, tol akan digratiskan untuk sementara waktu. Selanjutnya, pemerintah akan menetapkan tarif tol Rp 1.000 per kilometer.
Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, jika sudah beroperasi seluruhnya, waktu tempuh Lampung-Sumatera Selatan bisa lebih cepat. Waktu tempuh dari Pelabuhan Bakauheni ke Palembang yang biasanya membutuhkan waktu 8-12 jam karena jalan sempit, padat, dan banyak pasar akan lebih pendek. Diprediksi waktu tempuh Lampung-Palembang menggunakan tol akan kurang dari lima jam.