SOLO, KOMPAS - Industri pengolahan kayu tak bisa terus mengeksploitasi hutan dengan cara menebanginya. Penanaman kembali perlu dilakukan demi regenerasi tanaman agar kayu tidak habis dijual.
Mulai dari tahun 2001 hingga 2018, Sampoerna Kayoe telah membagikan sebanyak 69 juta bibit pohon sengon secara gratis kepada kelompok tani yang memasok kayu bagi perusahaan pengolahan kayu tersebut. Bibit yang dibagikan itu diharapkan bisa menjaga kelestarian lingkungan setelah hutan ditebangi demi kepentingan industri.
“Kami beli kayu dari masyarakat. Jadi, kami punya perhatian untuk menunjang penanaman kembali terhadap lahan-lahan yang kayunya kami beli dengan cara memberikan bantuan bibit kepada masyarakat,” kata Plantation Head Sampoerna Kayoe Muhammad Mathori, dalam pertemuan pemasok kayu dari Sampoerna Kayoe, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (10/3/2019).
Mathori menyatakan, aktivitas penanaman kembali dinilai penting karena perusahaan mengandalkan pasokan kayu sengon dari masyarakat. Populasi kayu sengon paling banyak terdapat di hutan rakyat.
“Kebutuhan kayu kami, sebesar 80 persen dipenuhi dari hutan rakyat. Pasokan (kayu) sengon itu kebanyakan dari masyarakat,” kata Mathori.
Sementara itu, Mathori menyampaikan, belum semua masyarakat yang menjual kayu sengon melakukan penanaman kembali. Masih ada yang sekadar menebang saja. Mereka tidak punya cukup modal untuk menanam kembali lahan yang sudah ditebangi.
“Masyarakat kadang hanya menebang lalu menjualnya begitu saja. Sebagian memang ada yang sudah memikirkan untuk membeli bibit sehingga bisa menanami kembali. Tetapi, jika yang terbatas (lahan dan modalnya) hanya menebang saja. Tidak menanami lahannya lagi,” kata Mathori.
Kepala Pengadaan Log Regional Jawa Tengah dan Jawa Barat Sampoerna Kayoe Thomas S Aribowo mengatakan, Jawa Tengah menjadi daerah yang paling banyak mendapatkan bibit sengon gratis dari program itu. Tercatat 16,7 juta bibit pohon sengon yang telah ditanam mulai dari 2001-2018. Itu karena daerah tersebut merupakan pemasok sengon terbanyak bagi perusahaan.
“Tanaman sengon hampir merata di seluruh Jawa Tengah. Tapi, sebaran terbanyak ada di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Purworejo, Wonogiri, Karanganyar, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Batang,” kata Thomas.
Tri Wahyudi (38), pemasok sengon asal Magelang, meminta agar sesama pemasok tidak menebang sengon tanpa menanamnya kembali. Mereka diharapkan ikut berkomitmen melakukan hal tersebut demi kelestarian lingkungan. Tanpa ada penanaman kembali, tanaman sengon akan habis di kemudian hari.
“Jika digeber terus penebangannya. Pohon sengon ini bisa habis juga. Petani dan pemasok sengon harus ikut memikirkan regenerasinya dengan menanam kembali. Pemberian bibit gratis ini mendorong kami melakukan hal itu,” kata Tri.
Tio I Huat, Kepala Pengadaan Log Sampoerna Kayoe, mengatakan, pemberian bibit gratis dilakukan agar perusahaan berkontribusi terhadap masyarakat. Tidak melulu menghabisi sumber daya yang dimiliki masyarakat. Namun, terlibat bersama masyarakat menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami ingin mengarah ke hulunya. Pembibitan ini dilakukan sehingga kami punya kontribusi ke masyarakat. Tidak mengambil hasil penebangan lalu pergi begitu saja. Ini yang coba kami lebih tekankan,” kata Tio.