Empat dari delapan korban akibat tanah longsor ditemukan. Namun, akses jalan Ruteng-Labuan Bajo masih tertutup material longsoran.
LABUAN BAJO, KOMPAS — Dua lagi korban hilang akibat bencana tanah longsor di Dusun Cula, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, ditemukan. Empat korban lain masih dicari. Akses jalan Ruteng-Labuan Bajo belum bisa dilalui kendaraan.
Kepala Bagian Humas Pemkab Manggarai Barat Paulus Jeramun, di Labuan Bajo, Sabtu (9/3/2019), mengatakan, kedua korban ditemukan pada Jumat (8/3) sekitar pukul 20.00 Wita oleh tim gabungan dari BPBD Manggarai Barat, Polres, Kodim, SAR, Satpol PP Manggarai Barat, dan warga sekitar. Dengan demikian, empat dari delapan korban ditemukan.
”Empat korban lain masih dicari. Dua warga lain mengalami luka-luka, 3 rumah tertimbun longsor, 2 mobil, 2 sepeda motor, serta 1 kios bahan pokok milik warga ikut tertimbun. Pendataan kerusakan akibat banjir dan longsor yang terjadi pada Kamis masih dilakukan,” kata Jeramun.
Saat ini, di Manggarai dan Manggarai Barat hujan sudah reda dan cuaca mulai cerah. Situasi ini mempermudah proses pencarian korban hilang.
Jalan Ruteng-Labuan Bajo sepanjang 80 kilometer belum dapat dilalui. Ada jalan alternatif dari Ruteng-Labuan Bajo melalui lintas selatan Manggarai. Namun, diperlukan waktu lebih lama karena jaraknya sekitar 200 km dengan kondisi jalan berlubang dan sempit.
Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) daerah pemilihan Manggarai, Boni Jebarus, mengatakan, akses jalan Ruteng-Labuan Bajo berstatus jalan negara, tetapi Pemkab Manggarai Barat, Manggarai, dan Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah III NTT diharapkan bisa bersinergi mengatasinya.
Ia mengatakan, ada 21 titik longsor di jalan Ruteng-Labuan Bajo. Dua titik longsor terparah terjadi di Kampung Roe, Desa Golo, dan Kampung Laos, Desa Tondong Belang.
Longsor juga menimbun satu rumah di Kampung Leke, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Tidak ada korban jiwa.
Curah hujan ekstrem
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir dan longsor di Manggarai Barat terjadi pada Kamis (7/3) malam. Banjir melanda Desa Gorontalo, Nanga Ngai, Bolo Bilas (Kecamatan Komodo); Tondong Belang, Cuca Lolos, dan Liang Ndara (Kecamatan Mbiling). Sebanyak 743 warga mengungsi.
Analisis sementara dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), banjir di Kecamatan Mbeliling yang berada di Daerah Aliran Sungai Nae dipicu curah hujan ekstrem dan topografi sangat curam serta tanah labil.
Daerah itu memerlukan tambahan tutupan lahan hutan di daerah hulu melalui rehabilitasi hutan dan lahan berupa penanaman kembali. Juga dibutuhkan dam penahan dan pengendali erosi jurang untuk mengurangi potensi bencana.
”Kami merekomendasikan peninjauan ulang rencana tata ruang dan wilayah serta penggunaan lahan berbasis pengurangan risiko bencana melalui pemberian muatan konservasi tanah dan air terhadap semua bentuk penggunaan lahan,” kata Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai KLHK Saparis Soedarjanto, Sabtu, di Jakarta. (KOR/ICH)