Giliran Alumni Sriwijaya Dukung Jokowi

KOMPAS/ANITA YOSSIHARA

Sejumlah anggota Alumni Sriwijaya Bersatu berswafoto saat calon presiden petahana, Joko Widodo, memberikan sambutan dalam deklarasi dukungan di Palembang Sport and Convention Center, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3/2019).

PALEMBANG, KOMPAS- Mendekati Pemilihan Umum Presiden 2019, pasangan Joko Widodo-Maruf Amin semakin banyak menerima dukungan. Hari Sabtu (9/3/2019) ini, giliran Alumni Sriwijaya Bersatu mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1 tersebut.

Deklarasi dukungan dibacakan oleh Ketua Alumni Sriwijaya Bersatu Eddy Ganefo diikuti oleh seluruh peserta yang memenuhi Palembang Sport and Convention Centre, Kota Palembang. “Kami, Alumni Sriwijaya Bersatu, mendukung penuh Jokowi-Maruf Amin menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024,” kata Eddy ditirukan seluruh peserta yang hadir.

Tak hanya itu, alumni perguruan tinggi yang berasal dari Palembang itupun mendeklarasikan tekad untuk bersama-sama menyatukan semangat untuk Indonesia maju. Mereka juga menyatakan kesiapan untuk menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Sementara Capres Petahana, Jokowi, mengingatkan kepada para pendukung bahwa hari pemungutan suara semakin dekat. Karena itu para relawan diminta untuk bekerja keras, berkampanye dari pintu ke pintu.

“Saya ingin ingatkan pada semuanya, 17 April sudah dekat, kurang 40 hari lagi. “Sampaikan ke teman, ke tetangga, dari door to door, tentang apa yang kita (Jokowi) kerjakan selama 4,5 tahun ini. Katakan benar jika benar, dan katakan salah jika salah,” kata Jokowi.

Tak hanya itu Jokowi juga menantang para pendukung untuk menglarifikasi hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah yang semakin marak tersebar menjelang pemilu. Isu yang harus dijelaskan diantaranya adalah mengenai tudingan kriminalisasi ulama, legalisasi pernikahan sejenis, larangan azan, serta penghapusan pendidikan agama.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia itu menjelaskan jika isu yang berkembang itu tidak benar. Pemerintah tidak akan mungkin melarang azan, karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Selain itu kriminalisasi ulama juga tidak terjadi, karena siapapun yang melakukan pelanggaran memang harus diproses hukum.

ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI

Calon Presiden petahana Joko Widodo menyampaikan pidato saat menghadiri Deklarasi Dukungan Alumni Sriwijaya Bersatu di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3/2019). Jokowi mengajak para pendukungnya untuk solid menjelang Pemilu Presiden dan melawan fitnah dan kabar bohong yang beredar di masyarakat.