Jokowi Janjikan Pembangunan SDM Menuju Negara Berpenghasilan Tinggi
Presiden Joko Widodo, yang juga calon petahana pada Pemilu 2019 menyatakan jika dirinya terpilih kembali akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia guna membawa Indonesia pada negara maju berpenghasilan tinggi atau negara maju.
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Calon presiden petahana Joko Widodo, menegaskan , jika terpilih kembali memimpin Indonesia, dirinya akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia. Misinya membawa Indonesia menuju negara maju berpenghasilan tinggi.
Di hadapan sedikitnya 3.000 massa dari Alumni Jabar Ngahiji yang melakukan deklarasi dukungan pada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, Minggu (10/3/2019) itu, Joko Widodo mengatakan, dirinya berkomitmen membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).
“Untuk lima tahun ke depan, saya akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia yang akan dikerjakan secara besar-besaran. Setelah fokus pada pembangunan infrastruktur (2014-2019) sebagai fondasi yang kuat, selanjutnya adalah pembangunan SDM (2019-2024) untuk kita bisa melompat sebagai negara maju,” kata dia.
Menurut Jokowi, saat ini Indonesia masuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah (middle income country), dan harus dapat keluar dari jabakan tersebut.
“Kalau kita bisa keluar dari middle income trap, maka kita akan masuk kategori negara maju, dan diproyeksikan pada tahun 2040-2045 berada dalam jajaran empat besar ekonomi terkuat di dunia,” ujar dia.
Salah satu implementasi komitmen pembangunan SDM itu, mulai 2020, pemerintah akan mengeluarkan kartu Indonesia pintar untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Kartu itu akan diberikan kepada kalangan keluarga tak mampu atau prasejahtera.
“Kartu untuk kuliah ini diterbitkan karena saya merasa sendiri betapa sulitnya sebagai anak yang tak mampu untuk menempuh sekolah, apalagi kuliah. Kartu ini akan didesain mulai diterbitkan tahun 2020. Biaya kuliah yang dibantu tak hanya di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri,” kata Jokowi.
Jaga aset bangsa
Pada kesempatan sama, Jokowi juga mengingatkan masyarakat, dalam ajang pesta demokrasi pilpres 2019 tetap menjaga aset bangsa yang sangat berharga, yakni persatuan, kerukunan, dan persaudaraan.
“Janganlah karena urusan politik, kita jadi terpecah-belah, tidak saling sapa antarkampung, antartetangga, atau antarteman hanya gara-gara pilpres, pemilihan gubernur, wali kota, atau pun pemilihan bupati,” katanya.
Jokowi juga mengimbau seluruh masyarakat, juga kalangan intelektual untuk berani bersikap tegas melawan dan memerangi fitnah serta hoaks, yang menjelang pemilihan presiden tanggal 17 April ini semakin marak. Peredaran informasi sesat ini tak hanya marak di media sosial, bahkan dari rumah ke rumah.
Jokowi menuturkan, Indonesia merupakan negara besar dan majemuk, yang terdiri dari penduduk 269 juta jiwa, 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, dengan 17.000 pulau dengan ragam agama, tradisi, adat istiadat, maupun bahasa daerah. Oleh karena itu, diperlukan sosok pemimpin yang berpengalaman.
“Dengan kondisi Indonesia sebesar itu, tak mudah mengelolanya, maka jangan diberikan kepada orang yang tak berpengalaman dan menguasai masalah untuk memimpin negara ini. Bagaimana nanti jadinya,” ucap dia.