Keterlibatan Desainer Indonesia pada IFFS Perlu Ditingkatkan
International Furniture Fair Singapore atau IFFS yang diadakan pada 9-12 Maret 2019 mengikutsertakan delapan desainer Indonesia. Keterlibatan para desainer Nusantara pada pameran furnitur di Singapura itu perlu ditingkatkan karena kemampuan mereka yang termasuk baik.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — International Furniture Fair Singapore atau IFFS yang diadakan pada 9-12 Maret 2019 mengikutsertakan delapan desainer Indonesia. Keterlibatan desainer Nusantara pada pameran furnitur di Singapura itu perlu ditingkatkan karena kemampuan mereka yang termasuk baik.
Fauzy Prasetya, pendiri dan desainer Kandura Studio di sela IFFS, sebagai bagian dari Singapore Design Week, Sabtu (9/3/2019), mengatakan, dirinya memproduksi peranti makan, seperti piring, teko, penyeduh kopi, gelas, tatakan, dan cangkir. Produk-produk itu dibuat dari keramik dengan tangan.
”Saya dihubungi penyelenggara IFFS yang mencari sejumlah desainer Indonesia. Mereka tahu informasi mengenai Kandura Studio dari para desainer lain,” ujarnya.
Fauzy mengatakan, pihaknya mengikuti IFFS untuk unjuk kebolehan dan memperluas jaringan kerja.
”Kami ingin mengenalkan produk-produk Kandura Studio. Semoga pada IFFS selanjutnya semakin banyak desainer Indonesia yang diundang,” ujarnya.
Jika desainer-desainer Indonesia yang mengikuti IIFS dinilai prospektif, jumlahnya bisa meningkat pada pemeran tersebut tahun depan. Oleh karena itu, menurut Fauzy, para desainer diminta konsisten untuk berkarya.
Selain Kandura Studio, desainer-desainer Indonesia yang mengikuti IFFS kali ini adalah Bika Living, Byo Living, Cassia Studio, Santai Jogja, Uma, Yamakawa Rattan, dan Zaqi X Weijenberg.
Felix Sidharta, perancang produk Cassia Studio, mengatakan, kemampuan desainer-desainer Indonesia sebenarnya tergolong tinggi. ”Tidak kalah dengan para desainer negara-negara lain. Harusnya kesadaran kita mempromosikan kemampuan desainer-desainer Indonesia lebih tinggi,” ujarnya.
Cassia Studio memproduksi aksesori rumah, seperti meja, kursi, gelas, vas, baki, dan kaca. Produk-produk itu merupakan perpaduan buatan tangan dan mesin. ”Kami bangga bisa terpilih untuk berpameran pada IFFS dan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki industrialis (desain),” katanya.