BOGOR, KOMPAS — Masinis kereta rel listrik atau KRL relasi Jatinegara-Bogor yang anjlok, Minggu (10/3/2019), pukul 10.15, di Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, dirawat di Rumah Sakit Salak, Bogor. Masinis bernama Yakub (31) itu berada di Ruangan Kartika dan tidak bisa ditemui.
Berdasarkan pemantauan Kompas, Minggu (10/3), pintu ruangan Kartika dijaga dua karyawan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Mereka mengatakan, pasien di dalam ruangan tidak bisa ditemui. ”Informasinya langsung ke Ibu Eva Chairunisa (Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia) saja,” kata mereka.
Dilihat dari balik jendela bagian atas, tampak sekitar tiga orang mengenakan seragam KCI. Tidak lama, seseorang yang berada di dalam itu menutup tirai ruangan tempat masinis kereta itu berbaring.
Dokter Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Salak, dr Amelina Nurrika, mengatakan, sebanyak 15 korban kereta anjlok dibawa ke rumah sakit ini. Sembilan orang sudah pulang, tiga dirujuk ke rumah sakit lain untuk computerized tomography scan (CT scan). Tinggal tiga orang yang dirawat di rumah sakit ini, salah satunya Yakub.
Menurut Amelina, Yakub berada dalam kondisi stabil. Yakub menderita nyeri di beberapa bagian tubuh, terutama dada. ”Tadi sudah dilakukan rontgen, hasilnya baik. Hasil rontgen ini akan dikonfirmasi ulang oleh dokter tulang,” katanya.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro, saat mengunjungi Rumah Sakit Salak, mengatakan, Yakub sudah bergabung dengan PT KAI selama 10 tahun. Saat membesuk Yakub, Edi hanya menanyakan tentang kondisi kesehatan Yakub. Ia berpesan agar Yakub mengikuti anjuran dokter.
Sementara itu, penyebab anjloknya KA 1722 itu belum bisa dipastikan. Edi mengatakan, proses penyelidikan akan dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi. ”Mudah-mudahan (penyelidikan) itu tidak lama agar penyebabnya segera bisa diketahui dan mencegah kejadian serupa terulang lagi,” katanya.
Dia pun berjanji akan mengevaluasi peristiwa anjloknya kereta ini. ”Evaluasi pasti dilakukan, tetapi kami fokus pada penanganan ini dulu. Bagaimana mau evaluasi, keretanya saja belum terangkat,” katanya. (INSAN ALFAJRI/AGUIDO ADRI)