Pengurus Cabang Diminta Lebih Proaktif
Kementerian Pemuda dan Olahraga meminta agar cabang olahraga lebih proaktif mengajukan proposal anggaran pelatnas, agar dana bisa segera dicairkan.
JAKARTA, KOMPAS – Sebanyak 21 dari 56 cabang olahraga yang disiapkan tampil di SEA Games 2019 belum mengajukan proposal dana bantuan pemerintah. Cabang olahraga tersebut antara lain karate, soft tennis, sepak bola, modern pentathlon, tenis meja, triatlon, dan boling.
Pelaksana tugas Pejabat Pembuat Komitmen Asisten Deputi Olahraga Prestasi, Deputi IV Kemenpora Muhammad Gajah Nata Surya mengatakan, ada beberapa hal yang membuat pengurus cabang belum mengajukan proposal.
”Salah satunya adalah dualisme pengurus cabang olahraga. Aturan dalam petunjuk teknis disebutkan tidak boleh ada dualisme karena artinya kepengurusan bermasalah dengan hukum,” kata Gajah di Jakarta, Sabtu (9/3/2019).
Gajah mengatakan, tanpa ada pengajuan proposal, maka proses verifikasi dana bantuan pemerintah tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, Gajah meminta kerja sama agar pengurus cabang dapat segera mengajukan proposal kepada Menpora Imam Nahrawi dengan disposisi kepada Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga. Nantinya, proposal akan ditindaklanjuti oleh Asisten Deputi.
Sambil menunggu pengajuan proposal dari 21 cabang olahraga ini, Kemenpora meneruskan mekanisme verifikasi anggaran dan penandatanganan nota kesepahaman dengan cabang. Mekanisme verifikasi diprioritaskan untuk cabang-cabang olahraga yang ditargetkan lolos Olimpiade Tokyo 2020 dan meraih prestasi di SEA Games 2019.
Sejauh ini, baru sembilan cabang olahraga yang sudah menandatangani nota kesepahaman. Cabang olahraga yang pertama kali menandatangani nota kesepahaman adalah PB PABBSI (angkat besi), PB WI (wushu), dan PP PBSI (bulu tangkis). Enam cabang menyusul yakni PB FPTI (panjat tebing), PB PSTI (sepak takraw), PB TI (taekwondo), PB Perpani (panahan), PB Pesti (soft tennis), dan PB Perserosi (skateboard).
Dalam nota kesepahaman, cabang olahraga akan menerima anggaran dalam jumlah beragam tergantung pada pencapaian prestasi, target, dan kebutuhan masing-masing cabang. Tim angkat besi Indonesia menerima bantuan anggaran dari pemerintah Rp 12 miliar. Tim bulu tangkis menerima Rp 14,5 miliar. Kedua cabang ini termasuk dalam klaster pertama atau cabang unggulan Olimpiade.
Menurut Gajah, beberapa cabang olahraga sudah dipanggil untuk menandatangani perjanjian kerja sama. Namun, mereka belum menyepakati anggaran yang ditetapkan pemerintah.
Ada pula yang terkendala ketua umum tidak hadir karena kesibukan. Padahal, menurut Gajah, perjanjian kerja sama bisa ditandatangani oleh Sekjen asalkan ada surat kuasa dari ketua umum.
Kesinambungan
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Dian Arifin mengatakan, hingga kini tim senam Indonesia belum dipanggil untuk membahas anggaran dan menandatangani perjanjian kerja sama.
”Kami sudah dua kali dipanggil untuk membahas program. Saat itu sama sekali tidak disinggung soal anggaran. Jadi, sebenarnya kami juga bertanya-tanya berapa anggaran yang akan kami terima,” ujar Dian.
Dian menjelaskan, untuk membawa atlet ke tingkat elite seharusnya pelaksanaan pelatnas tidak lagi terhambat masalah anggaran yang belum cair. ”Membangun prestasi itu berkaitan dengan latihan yang berkesinambungan, ketersediaan tempat dan sarana-prasarana yang mendukung, dan tentu saja anggaran. Jadi, ini saling berkaitan,” ujar Dian.
Tim senam Indonesia berencana memanggil 22 atlet, terdiri atas 12 pesenam artistik, 4 atlet ritmik, dan 6 aerobik. Saat ini atlet menjalani latihan desentralisasi di daerah masing-masing, antara lain di Riau, Jatim, DKI Jakarta, dan Lampung. Dian menjelaskan, dua pesenam Indonesia yaitu Rifda Irfanaluthfi dan Agus Adi Prayoko disiapkan untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade.
Sebenarnya, tim senam artistik Indonesia dijadwalkan mengikuti tiga uji coba kejuaraan, yaitu di Slovenia, Mongolia, dan Jerman. ”Namun, karena belum ada kepastian anggaran dan atlet belum siap, maka uji coba di Slovenia, yang harusnya diikuti pada Mei, dibatalkan,” ujar Dian.
Pesenam Indonesia diharapkan bisa berlomba di Kejuaraan Asia di Ulaanbaatar, Mongolia, pada 12-15 Juni dan Kejuaraan Dunia di Stuttgart, Jerman, 4-10 Oktober 2019. Menurut Rifda, kedua kejuaraan ini penting untuk uji coba menuju SEA Games 2019 dan sebagai kualifikasi atlet menuju Olimpiade Tokyo 2020. (DNA)