Bandung Ingin Tekan Tengkes Lewat Makanan Gizi Seimbang
Dalam upaya menanggulangi anak balita bertubuh pendek atau stunting, pihak Dinas Kesehatan Kota Bandung di Jawa Barat mengusulkan kepada Pemerintah Kota Bandung untuk menerbitkan surat edaran atau peraturan wali kota agar siswa sekolah dasar membawa bekal makanan dengan gizi seimbang.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS-Dinas Kesehatan Kota Bandung di Jawa Barat mengusulkan kepada Pemerintah Kota Bandung untuk menerbitkan surat edaran atau peraturan wali kota agar siswa sekolah dasar membawa bekal makanan dengan gizi seimbang. Salah satu tujuannya meminimalkan potensi anak balita bertubuh pendek atau tengkes.
Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita di Bandung, Senin (11/3/2019), pihaknya sudah mempromosikan pentingnya mengonsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang ke beberapa sekolah. Namun, sejauh ini bekal makanan yang dibawa siswa banyak yang tidak memiliki kandungan gizi seimbang.
"Hanya ada yang membawa nasi putih dan mie goreng. Semuanya karbohidrat. Sebaiknya ada lauk pauk hewani atau nabati yang mempunyai kandungan gizi utama protein dan lemak. Jangan lupa sayuran serta buah-buahan mengandung vitamin dan mineral," kata dia.
Oleh karena itu, untuk mendorong gizi seimbang, Rita mengusulkan adanya surat edaran atau peraturan wali kota khusus. Dia yakin, hal itu bakal efektif menurunkan kasus tengkes. Saat ini, di Kota Bandung dari sekitar 200.000 balita, balita yang mengalami tengkes sekitar 51.000 anak.
Selain itu, Dinkes Kota Bandung juga akan menggelar deklarasi Beas Beureum (Bekal Anak Sekolah Bergizi, Enak dan Murah) pada 2 April 2019 di Pendopo Wali Kota Bandung. Pesertanya semua sekolah dasar di Bandung
Rita juga menjelaskan, bersamaan dengan pencanangan Beas Beureum juga akan digalakkan kembali gerakan "Rembulan" (Remaja Bandung Unggul Tanpa Anemia), yaitu berupa pemberian tablet penambah dasar pada siswi SMP dan SMA setiap minggu sekali. Tablet penambah darah itu diberikan gratis dari Kementerian Kesehatan
“Dulu pernah dilakukan tapi tersendat. Tablet penambah darah penting supaya siswa punya kondisi tubuh yang sehat,” ujarnya.
Rita juga menyinggung, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan tempat bekal makanan bagi pelajar SD untuk dibagikan secara gratis ke sekolah-sekolah. Namun, jumlah masih terbatas. Kota Bandung, saat ini, hanya mendapat 200 buah. Tempat bekal makanan itu berbentuk lingkaran, yang didalamnya terdapat empat kotak untuk tempat makanan pokok, sayuran, buah-buahan, dan lauk-pauk.
“Karena jumlahnya terbatas, kami terima hanya 200 buah dan akan disalurkan paling tidak ke 40 sekolah. Kami akan mendorong tiap sekolah dapat melakukan pengadaan tempat bekal makanan semacam ini,” ujarnya.
Wali Kota Bandung Oded M Danial menyambut baik usulan pencanangan Beas Beureum. Dia berharap, hal terus dilakukan berkesinambungan. Dia berjanji mengkaji keluarnya aturan khusus dari pemerintah terkait hal ini.
“Jangan sampai gerakan ini berjalan bagus pada masa awal pencanangan, berikutnya kendor. Oleh karenanya hal ini perlu koordinasi yang baik dengan dinas pendidikan,” kata Oded.