Beroperasi Satu Jalur, Penumpang KRL Lintas Bogor Sempat Menumpuk
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Penumpukan penumpang sempat terjadi di beberapa stasiun pada Senin (11/3/2019) pasca kecelakaan kereta api rel listrik commuter line dengan nomor KA 1722 yang terjadi Minggu (10/3/2019) di Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat. Senin pagi, kereta rel listrik lintas Bogor mulai beroperasi menggunakan satu jalur.
Berdasarkan pantauan, penumpukan penumpang sempat terjadi di beberapa stasiun seperti Stasiun Depok, Stasiun Citayam, Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Cilebut. Sebab, rekayasa pola operasi diberlakukan pada empat stasiun tersebut. Rekayasa pola operasi yang dimaksud adalah mengoperasikan kereta tujuan dua arah dengan satu jalur.
Menurut Farid, salah satu petugas keamanan di Stasiun Bojong Gede, kepadatan penumpang terjadi di peron jalur 1 arah Jakarta sejak pukul 04.30 WIB. Pada jalur tersebut ratusan calon penumpang menunggu kereta yang akan mengarah ke Depok dan Jakarta.
Untuk mengurai kepadatan penumpang di peron tersebut, petugas membuka peron jalur 2 bagi penumpang dengan tujuan Depok-Jakarta pada pukul 06.30 WIB. Saat ada pemberitahuan terkait pembukaan jalur tersebut, calon penumpang langsung berhamburan menuju peron 2.
Beberapa penumpang juga terlihat mengambil jalan pintas dengan cara melompat ke arah rel untuk berpindah peron. Sebab, antrean di jalan penyeberangan menuju peron 2 penuh sesak dengan penumpang yang ingin pindah peron.
Yulisti Putri, penumpang KRL tujuan Jakarta mengaku, sudah menunggu kereta di Stasiun Bojong Gede sejak sekitar pukul 05.00 WIB. Ia baru bisa naik ke dalam kereta sekitar pukul 05.40 WIB.
"Kereta yang baru masuk (Stasiun Bojong Gede) langsung penuh. Padahal belum ada lima menit kereta itu berhenti," ucap Yulisti.
Rekayasa pola operasi diberlakukan pada empat stasiun tersebut. Rekayasa pola operasi yang dimaksud adalah mengoperasikan kereta tujuan dua arah dengan satu jalur.
Keadaan yang sama juga terjadi di Stasiun Cilebut, kepadaatan di stasiun itu masih terjadi hingga pukul 07.30 WIB di kedua peron. Di stasiun ini, beberapa penumpang memilih berpindah ke moda transportasi lain.
Ali Alamsyah (26), menunggu kereta ke arah Jakarta di Stasiun Cilebut sejak pukul 06.00 WIB. Setelah 45 menit menunggu, ia memilih berpindah moda transportasi menggunakan ojek daring.
"Saya sedang buru-buru ke Jakarta. Rencananya ini mau naik ojek daring ke Stasiun Depok. Dari Stasiun Depok sepertinya kereta ke Jakarta lebih lancar," kata Ali.
Berpindah-pindah
Penumpang lain, Irsyan Hasyim (29), berjuang untuk bisa sampai di Stasiun Bogor dari arah Jakarta dengan cara berpindah-pindah kereta. Ia mengawali perjalanan menuju Bogor dari Stasiun Pasar Minggu pada pukul 05.00 WIB. Irsyan sudah tiga kali berganti kereta.
"Dari Stasiun Pasar Minggu saya turun di Stasiun Depok pada pukul 6.30 WIB. Pada sekitar pukul 06.40 WIB saya berganti kereta menuju Stasiun Bojong Gede dan baru tiba di Bojong Gede pukul 07.15 WIB," ujar Irsyan.
Tak hanya sampai disitu, Irsyan harus menunggu kereta ke arah Stasiun Cilebut sekitar 10 menit. Sekitar pukul 07.30 WIB, dia tiba di Stasiun Cilebut untuk menunggu kereta yang menuju ke Bogor.
"Sekitar pukul 08.00 WIB kereta dari Stasiun Cilebut-Stasiun Bogor tiba. Akhirnya saya naik kereta tersebut dan sampai di Stasiun Bogor pada pukul 08.40 WIB," imbuh Irsyan.
Berangsur normal
Sekitar pukul 08.30 arus kereta dari Bogor - Jakarta dan Jakarta-Bogor berangsur normal. Meski memakan waktu sedikit lama dari biasanya, kereta menuju dan dari Bogor terus beroperasi.
Berdasarkan pengumuman di Stasiun Bogor, kereta menuju Jakarta akan diberangkatkan setiap 40 menit sekali. Petugas mengimbau penumpang yang terburu-buru untuk menggunakan transportasi lain.
Kepolisian Resor Kota Bogor juga menyediakan kendaraan berupa bus menuju terminal Baranangsiang dan Stasiun Bojong Gede bagi penumpang yang terburu-buru. Dari Baranangsiang dan Stasiun Bojong Gede, penumpang bisa lebih cepat sampai di Jakarta.
Saat dihubungi, Senin pagi, Vice Presiden Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa mengatakan, sebagian kereta rel listrik (KRL) mulai beroperasi hingga Stasiun Bogor pada pukul 05.00 WIB secara bergantian menggunakan satu jalur. Hal itu karena masih ada perbaikan prasarana perkeretaapian seperti jaringan kabel Listrik Aliran Atas (LAA), jalur rel, dan pemasangan tiang LAA yang rusak saat kecelakaan.
"Dengan kondisi tersebut, hanya sebagian KRL yang pemberangkatannya dapat dilakukan dari Stasiun Bogor. Sementara sebagian perjalanan KRL lainnya yang biasanya dijadwalkan pemberangkatan dari Stasiun Bogor akan dialihkan melalui Stasiun Cilebut, Stasiun Bojong Gede, Stasiun Citayam, dan Stasiun Depok," ucap Eva.
KCI memprediksi kepadatan penumpang dan antrean KRL pada lintas Bogor terjadi Senin. Untuk itu, KCI mengimbau para pengguna untuk menyesuaikan waktu dan stasiun pemberangkatan yang akan dituju.
"Bagi para pengguna yang tetap akan menggunakan jasa layanan KRL diharapkan memperhatikan keselamatan dengan tidak memaksakan diri naik ke KRL yang sudah penuh. Kami juga berharap para pengguna selalu memperhatikan imbauan dan informasi dari petugas," kata Eva.
Proses evakuasi tiga gerbong kereta dari KA 1722 yang anjlok telah selesai dilakukan pada Senin dini hari. Kereta tersebut akan ditarik ke Dipo KRL Bogor untuk pemeriksaan dan perbaikan lanjutan.
Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini memerlukan waktu sekitar empat bulan (Kompas, 10/3/2019).
Kecelakaan tersebut menyebabkan 19 orang mengalami luka-luka ringan hingga sedang. Setelah kejadian, korban yang terluka langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat yakni, Rumah Sakit Salak dan Rumah Sakit Suyoto Bintaro. (KRISTI DWI UTAMI)