BOGOR, KOMPAS Warga diminta tak cemas terkait musibah KRL Commuter Line KA 1722 relasi Jatinegara-Bogor yang tergelincir keluar rel di Kebon Pedes antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019) pukul 10.15.
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Dari 19 korban luka, 15 orang sudah diizinkan meninggalkan rumah sakit. Tinggal masinis Yakub Agung (31), seorang petugas kereta api, dan dua penumpang yang hingga Minggu malam masih dirawat di RS Salak, Bogor, dan RS Suyoto, Bintaro. Kondisi keempatnya stabil.
Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa, semalam, dalam siaran pers mengatakan, perjalanan KRL dari arah Jakarta Kota ataupun Angke/Jatinegara sejauh ini hanya sampai Stasiun Depok dan Bojong Gede.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap evakuasi selesai sebelum Senin dini hari dan perjalanan kereta dapat normal lagi pada Senin pagi.
Dari delapan rangkaian KA 1722, tiga kereta anjlok. Kereta terdepan keluar dari lintasan ke sebelah kanan dan menabrak dinding tanah. Kereta kedua dan ketiga keluar dari jalur rel dan jatuh ke arah kiri. Lima kereta lain masih di jalur rel dan segera ditarik ke Stasiun Depok.
Proses evakuasi penumpang dan pemindahan kereta dilakukan sejak beberapa saat seusai KRL anjlok. Alat berat yang didatangkan dari Bandung tiba di lokasi kecelakaan pada Minggu sekitar pukul 18.00.
Dengan alat berat crane, hingga menjelang pukul 23.00, sudah dua kereta yang dipindahkan. Tim lantas fokus mengevakuasi kereta pertama yang ditargetkan selesai tengah malam.
Proses evakuasi dilakukan tim gabungan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT KCI, PLN, TNI, Polri, dan Pemerintah Kota Bogor. Sementara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi penyebab kecelakaan.
Dua bulan
Penyebab anjloknya KA 1722, hingga semalam, belum bisa dipastikan. ”Mudah-mudahan proses penyelidikan tidak lama agar penyebabnya bisa diketahui dan mencegah kejadian serupa terulang,” kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro.
Dia berjanji akan mengevaluasi peristiwa anjloknya kereta ini. ”Tapi, kami fokus pada penanganan dulu,” ujar Edi.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, untuk mengetahui penyebab kecelakaan commuter line itu butuh waktu sekitar dua bulan. ”Kami berusaha agar musibah serupa tidak terjadi lagi dan tidak mengganggu kebutuhan moda transportasi. Kami mengimbau masyarakat tak perlu takut naik commuter line,” kata Soerjanto.
Empat anggota tim KNKT diturunkan untuk menyelidiki faktor penyebab kecelakaan. Tim KNKT akan mengumpulkan temuan yang bisa dianalisis, seperti pengukuran detail roda dan rel. Terkait kemungkinan penyebab kecelakaan, Soerjanto tak bisa menjelaskan sebelum ada hasil dari penyelidikan.
Panik dan takut
KA 1722 bergoyang ke kanan dan kiri sebelum akhirnya berhenti karena kereta pertama terguling dan keluar dari lintasan, kemarin pagi. Sulanjono Atmaji (56), salah seorang penumpang di kereta enam, mengatakan, semua penumpang panik dan ketakutan saat kereta bergoyang.
”Saya dan penumpang lain berpegangan di tiang karena kereta bergoyang. Banyak penumpang yang berteriak,” kata Sulanjono.
Tak ditemukan data musibah KRL yang fatal dalam enam bulan terakhir. Namun, pada akhir November 2018, KRL relasi Parung Panjang-Tanah Abang dilaporkan anjlok di Stasiun Cisauk, Kabupaten Tangerang. Selain itu, KRL juga beberapa kali mengalami gangguan sinyal dan listrik aliran atas.
Angkutan alternatif
Edi Sukmoro berharap pada Senin (11/3) pagi ini jalur Bogor-Jakarta Kota/Jatinegara atau sebaliknya bisa digunakan. ”Namun, jika belum selesai evakuasi, kami menyiapkan alternatif angkutan massal yang pulang-pergi dari Bogor-Jakarta,” katanya.
Layanan bus umum dari Bogor ke Jakarta ada beberapa jenis, yaitu Transjabodetabek dengan titik awal keberangkatan dari Bubulak Kota Bogor, Cibinong Mall Center, dan dari Terminal Damri Botani Square.
Ada juga bus Agramas, Limas, dan Lorena dari Terminal Baranangsiang ke Kampung Rambutan. Pilihan lain, mikrobus Miniarta dari Terminal Baranangsiang ke Kampung Rambutan (via non-tol). Masyarakat juga masih bisa menggunakan KRL menuju Jakarta dari Stasiun Depok.
Selama ini KRL Bogor-Jakarta dilayani tiga relasi, yaitu Bogor-Angke, Bogor-Manggarai, dan Bogor-Jakarta Kota. Keberangkatan KRL dari Stasiun Bogor mulai pukul 04.00 dengan jarak antar-keberangkatan 5-10 menit sekali. Satu rangkaian KRL rata-rata membawa delapan kereta dengan kapasitas maksimum setiap kereta 250 penumpang. (E10/E20/E22)