JAKARTA, KOMPAS — Lalu lintas KRL commuter line relasi Jatinegara (Jakarta)-Bogor dan sebaliknya kembali normal Senin (11/3/2019) mulai pukul 14.00. Petugas berhasil memperbaiki kerusakan akibat tergelincirnya kereta di Kebon Pedes, antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor, Minggu, 10 Maret.
Relasi Jatinegara-Bogor dan sebaliknya terputus setelah kecelakaan yang terjadi Minggu pukul 10.15. Relasi tersebut baru bisa difungsikan kembali Senin pagi. Itu pun KRL baru bisa melintas secara bergantian di salah satu jalur rel karena perbaikan di jalur rel lain belum tuntas. Baru Senin pukul 14.00 perbaikan itu tuntas sehingga lalu lintas KRL di kedua jalur rel, baik dari Jatinegara-Bogor maupun sebaliknya, kembali normal.
KRL pertama yang melintas di jalur itu setelah diperbaiki adalah KRL 1522. KRL melintas dengan kecepatan sekitar 20 kilometer per jam.
KRL berhasil melintas tanpa hambatan. Hal itu membuat gembira petugas yang sudah bekerja keras sejak kecelakaan untuk memperbaiki jalur rel kereta, tiang listrik, dan jaringan kabel listrik aliran atas. Mereka sontak bersorak, bertepuk tangan, dan saling bersalaman.
Senior Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi I Jakarta Edy Kuswoyo, Senin, mengatakan, dengan tuntasnya perbaikan, KRL sudah siap melayani penumpang pada jam pulang kerja, sore hingga malam ini.
”Pada hari biasa lintas Cilebut-Bogor ada 300 KRL per hari yang melintas. Kami akan terus memantau dan mengecek jalur lintas kereta agar kembali normal karena saat ini dari jalur hulu (Cilebut-Bogor) hanya bisa 20 kilometer per jam. Sementara jalur hilir (Bogor-Cilebut) maksimal 40 kilometer per jam,” tutur Edy.
Upaya perbaikan
Upaya perbaikan prasarana perkeretaapian yang rusak dilakukan setidaknya 200 petugas. Saat hujan lebat pada Senin pagi, mereka pun tetap bekerja demi segera normalnya jalur KRL.
Kembali normalnya jalur KRL disyukuri pelanggan KRL dan juga warga yang tinggal di sekitar Jalan Kebon Pedes.
Hal ini seperti disampaikan Luckyanto Rasim (31), pemilik toko bahan kebutuhan pokok Taskin Jaya di Jalan Kebon Pedes, dan Heri Setiadi (56), pedagang makanan di sekitar Kebon Pedes, juga warga lain. Pasalnya, sejak perbaikan dilakukan, aktivitas masyarakat ikut terganggu karena perbaikan membuat masyarakat tidak bisa menyeberang pelintasan. Warga harus mengambil jalan memutar untuk bisa menyeberang dan hal itu butuh waktu sekitar 25 menit. (AGUIDO ADRI/KRISTI DWI UTAMI)