Ma\'ruf Amin Goyang Basis Prabowo di Sumatera Utara
Oleh
Agnes Theodora Wolkh Wagunu
·3 menit baca
MANDAILING NATAL, KOMPAS - Di hari ulang tahunnya yang ke-76, Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma\'ruf Amin diangkat menjadi warga Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Pengangkatan tersebut menjadi modal berarti untuk bisa menguasai Mandailing Natal di Pemilu Presiden 2019 yang sebelumnya, di 2014, dikuasai oleh Prabowo Subianto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ma\'ruf Amin ulang tahun hari ini. Ulang tahunnya bersamaan dengan agenda kampanyenya di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Di wilayah itu, Ma\'ruf menghadiri Tabligh Akbar atau pengajian massal. Sejak Senin (11/3/2019) pagi, masyarakat telah memadati Lapangan Pasir Putih, Mandailing Natal, tempat Tabligh Akbar digelar. Mereka menyambut Ma\'ruf yang untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kabupaten itu.
Tabligh Akbar itu juga dihadiri oleh Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution, Wakil Bupati Jakfar Suhairi Nasution, Tokoh Mandailing Natal Maslin Batubara, dan Ketua Nahdlatul Ulama Mandailing Natal Zainal Arifin.
Pengangkatan Ma\'ruf sebagai warga Mandailing Natal, dilakukan oleh Dahlan Hasan Nasution.
Dahlan berharap, kehadiran Ma\'ruf akan membawa perubahan di wilayahnya yang sering disebut sebagai \'Negeri Sejuta Santri\'.
"Kami dapat berita bahwa ayahanda (Ma\'ruf) kini ultah. Tentu lengkaplah sudah ayahanda ulang tahun di kampung halaman sendiri," kata Dahlan.
Ma\'ruf pun meminta dukungan dari warga Mandailing Natal atau kerap disebut Madina di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. "Hari ini saya mendapat kebahagiaan, saya ini jarang diulangtahuni, tapi saya justru dapat hadiah ulang tahun di Madina. Saya berterimakasih diangkat sebagai warga Madina," kata Ma\'ruf.
Pada Pilpres 2014, raihan suara Prabowo Subianto yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa, di Mandailing Natal, jauh mengungguli suara Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Saat itu, Prabowo-Hatta memperoleh 150.048 suara sedangkan Jokowi-JK hanya 47.046 suara. Sejak 2014 hingga kini, daerah Mandailing Natal masih kerap dilihat sebagai basis Prabowo.
Sebelum Ma\'ruf kampanye di Mandailing Natal, kompetitornya, Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno sudah lebih dulu kampanye, di kabupaten tersebut, persisnya pada Desember 2018. Kala itu, dia berkunjung ke Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, dan sempat menerima sumbangan dana kampanye dari warga dan santri setempat.
Ma\'ruf menyebut Mandailing Natal sebagai wilayah pertempuran utama di Sumut, karena di sana, elektabilitas Prabowo-Sandi dan Jokowi-Amin bersaing tipis. Ia mengatakan, salah satu strategi meningkatkan elektabilitas di wilayah itu adalah memperkuat dukungan dari NU.
"Kebetulan di sini daerah basis NU, karena itu massa NU secara kelembagaan kita perkuat, konsolidasi organisasi kita perkuat, untuk mendukung pasangan 01," kata Ma\'ruf.
Dia yakin, elektabilitas Jokowi-Amin akan cepat mengejar ketertinggalan dari Prabowo-Sandi di beberapa wilayah di Sumut bagian Selatan yang merupakan basis Prabowo, termasuk Mandailing Natal.
"Kita mulai membalik situasi. Kita netralisir isu-isu yang tidak benar. Mereka mulai menyadari yang hoaks itu tidak benar. Saya optimistis elektabilitas akan mengubah situasi di daerah Sumut bagian Selatan," katanya.
Dia menyebut, kekalahan Jokowi di Mandailing Natal di 2014, karena banyaknya hoaks dan fitnah yang menyerang Jokowi.
Menantu Jokowi, Muhammad Bobby Nasution, yang juga menjabat Ketua Kelompok Relawan Monang Tapanuli Selatan Jokowi-Amin, membenarkan elektabilitas Jokowi-Amin sempat rendah di Sumut bagian selatan karena masyarakat banyak terpapar isu-isu hoaks.
"Kami mulai sedikit-sedikit memerangi hoaks. Pelan-pelan dengan silaturahmi. Di sini kita berlakukan sistem kekeluargaan, kami datang ke rumah-rumah keluarga, ke pondok-pondok pesantren, itu yang paling efektif," ujar Bobby yang keluarganya berasal dari Tapanuli Selatan.
Capresmu, capresku
Sementara itu, dalam pidatonya di acara Tabligh Akbar, Ma\'ruf mengingatkan pendukungnya untuk bijak menyikapi perbedaan politik saat pilpres. Ia menegaskan, Indonesia tidak boleh pecah hanya karena politik.
"Negara ini kalau rakyatnya hidup dalam suasana saling pengertian, maka tidak akan ada konflik. Agamamu, agamamu, agamaku, agamaku. Begitu juga capres kamu capres kamu, capres saya capres saya. Jangan sampai pilpres dianggap perang," kata Ma\'ruf.
Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.