BUDAPEST, MINGGU – Pencatur harapan Indonesia Internasional Master (IM) Novendra Priasmoro (2.472) coba menjaga konsistensi permainan dalam kejuaraan First Saturday di Budapest, Hongaria. Konsistensi permainan sangat diperlukan Novendra untuk mendulang poin rating sebanyak-banyaknnya agar bisa memakai predikat grand master (GM) dan menjuarai kejuaraan ketiga yang diikutinya selama tur Eropa 2019.
Paling tidak, pasca kalah dari pecatur asal Serbia GM Zlatko Illincic (2.412) di babak ketiga, Senin (4/3/2019) lalu, Novendra terus memperbaiki permainannya. Hal itu ditunjukkannya dengan hasil tidak pernah kalah lagi di babak keempat hingga ketujuh. Pada dua babak terakhir yang dipertandingkan, Novendra meraih kemenangan di babak keenam pada Jumat (8/3) dan remis di babak ketujuh pada Sabtu (9/3).
Pada laga babak keenam, Novendra bangkit dengan meraih kemenangan atas pecatur muda Serbia Candidate Master (CM) Vuk Damjanovic (2.270). Novendra yang memainkan buah catur hitam mengambil inisiatif serangan dan memaksa sebagian besar buah catur putih berada di wilayah pertahanan.
Tekanan menteri dan kuda Novendra membuat menteri Damjanovic hanya bisa melindungi raja dan tidak bisa menyerang. Damjanovic mengadu menteri, tetapi tekanan Novendra dengan menggunakan benteng dan gajah terus bertambah dan memaksa Damjanovic menyerah pada langkah ke-30.
Pada babak ketujuh, Novendra menghadapi lawan yang seimbang, yaitu pecatur tuan rumah Fide Master (FM) Alex Krstulovic (2.351). Langkah-langkah lemah yang dilakukan Novendra pada pembukaan membuat Krstulovic menguasai bagian tengah papan dengan tiga bidak berjajar dan didukung dua gajah berjajar.
Namun, Novendra yang enggan bermain dalam tekanan memutuskan untuk balik menyerang dan membuat barisan Krstulovic kocar-kacir. Krstulovic tidak sempat melakukan konsolidasi dan harus kehilangan kudanya.
Serangan beruntun Novendra juga harus ditebus dengan bertukar menteri dan kehilangan dua gajah. Krstulovic yang kembali bermain dengan teliti akhirnya menyamakan kualitas dengan Novendra, yaitu sama-sama memiliki satu benteng dan tiga bidak. Keduanya akhirnya sepakat untuk remis.
Dengan tambahan 1,5 poin dari dua babak itu, Novendra mengoleksi 4,5 poin pada turnamen ini dan menempati posisi kedua. Secara rating, poin untuk Novendra baru bertambah 2,7 poin.
”Novendra harus bekerja lebih keras untuk memenangi dua babak tersisa jika ingin menambah lebih banyak poin ratingnya. Dia tidak boleh kalah atau seri karena bakal menyedot poin ratingnya,” ujar Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) dihubungi dari Jakarta, Minggu (10/3/2019).
Aditya masih kesulitan
Sementara itu, pecatur belia Indonesia, CM Aditya Bagus Arfan (2.258) masih kesulitan untuk bersaing di kelas IM. Pasca meraih kemenangan atas pecatur Hongaria FM Ference Gombocz Jr di babak pertama, Sabtu (2/3), pecatur berusia 13 tahun itu tidak pernah lagi mencicipi kemenangan. Ia selalu kalah atau remis.
Pada dua babak terakhir pun demikian. Aditya mengalami kekalahan dari pecatur kawakan Hongaria GM Ivan Farago (2.363) di babak keenam dan hanya remis dengan pecatur Serbia IM Tibor Farkas (2.313). Dengan hasil tersebut, Aditya baru mengumpulkan 2,5 poin hasil dari sekali menang, tiga remis, dan tiga kalah. Untuk poin rating, Aditya mengalami defisit, yakni minus 38,8 poin rating.
Manajer Catur United Tractors Inspiring Youth yang sekaligus Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem mengatakan, untuk Aditya, bertanding di level IM merupakan momen pertama kalinya. Selama ini, ia hanya bertanding di level rating. Tentu, banyak perbedaan yang terjadi di mana pecatur yang berlaga di level IM lebih berpengalaman dan berkualitas di banding level rating.
”Aditya perlu lebih banyak belajar lagi untuk meningkatkan kemampuannya. Untuk berlaga di level IM, pecatur harus banyak melakukan evaluasi dan juga berlatih taktik, strategi baru yang lebih banyak. Jika tidak melakukan itu, pecatur baru sulit untuk bersaing di level yang baru,” tutur Kristianus.