Pelaku Usaha di Blitar Didorong Jadi Wirausahawan Berbasis Digital
Pelaku usaha di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, didorong berbasis digital saat memasarkan produknya. Selama ini, kemudahan teknologi belum menjadi pilihan utama pelaku usaha di sana.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS-Pelaku usaha di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, didorong berbasis digital saat memasarkan produknya. Selama ini, kemudahan teknologi belum menjadi pilihan utama pelaku usaha di sana.
Kabupaten Blitar memiliki setidaknya 250.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Namun, dari jumlah tersebut, baru sekitar 40.000 yang memanfaatkan toko daring. Sisanya, belum memanfaatkannya dengan alasan tidak menguasai teknologi digital atau cukup memasarkan produk secara konvensional.
Wakil Bupati Blitar Marhaenis Urip Widodo, mengatakan, banyak pelaku UMKM terbantu keberadaan toko daring. Mereka bisa menjual apa saja, mulai dari hasil pertanian hingga produk makanan olahan. Dalam jangka panjang, teknologi digital diharapkan bisa memicu pertumbuhan ekonomi daerah, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Oleh karena itu, pemerintah daerah mengapresiasi hadirnya toko daring yang memberikan kemudahan dan peningkatan kapasitas bagi para pelaku UMKM,” ujar Marhaenis pada acara peresmian Kampung Wirausaha Online oleh Bukalapak di Desa Gogolatar Kaweron , Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Senin (11/3/2019).
Hadir pada kesempatan ini, Associate Vice President of Public Policy and Goverment Bukalapak Bima Laga dan Head Community Management Bukalapak Muhammad Fikri. Usai peresmian Kampung Wirausaha Online, dilakukan pendantanganan nota kesepahaman antara Bukalapak dan Pemkab Blitar.
Menurut Fikri, masih banyaknya pelaku UMKM belum melek teknologi menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. Oleh karena itu, lewat Komunitas Bukalapak, pihaknya ingin membantu mencari solusi bagi para pelaku UMKM yang belum paham kemudahan bisnis daring.
“Tantangan kita, misalnya, tidak akan berhasil kalau dasar pengetahuan mereka sendiri terhadap internet belum ada. Memang ada beberapa kasus di mana orang tua sulit belajar internet, ya mereka akhirnya diarahkan untuk tetap produksi. Kita yang bantu jualan. Makanya ada komunitas,” ucapnya.
Pengguna Bukalapak kini kian bertambah. Saat ini, total ada 4 juta pelaku (pelapak). Angka ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2015, sebanyak 500.000 orang.
Sementara itu, terkait dengan Kampung Wirausaha Online, Fikri menjelaskan tempat ini akan digunakan Komunitas Bukalapak dan warga Blitar untuk kegiatan kelas ngelapak, pelatihan, dan pertemuan rutin untuk mengembangkan potensi wirausaha. Saat ini, ada sekitar 1.000 pelaku UMKM di tempat itu yang masih menggunakan cara berdagang konvensional.
Kampung Wirausaha Online ini nantinya juga menjadi percontohan bagi pengembangan wirausaha berbasis digital di daerah lain. Saat ini, Komunitas Bukalapak tersebar di 142 kota dan kabupaten dengan jumlah anggota lebih dari 30.000 orang. Sebanyak 100 orang diantaranya ada di Kabupaten Blitar.