JAKARTA, KOMPAS – Persaingan sengit di papan atas klasemen sementara Liga Kompas Kacang Garuda U-14 menuntut kesiapan mental pemain. Di dua laga sisa, pertarungan tidak lagi hanya berkutat soal kecakapan teknik, strategi, dan keterampilan olah bola, tapi juga kekuatan mental pemain menghadapi tekanan.
Perubahan pimpinan klasemen sementara Liga Kompas terjadi di pekan ke-28, Minggu (10/3/2019). Sekolah sepak bola (SSB) Bina Taruna mengudeta SSB Salfas Soccer di puncak klasemen.
Setelah mengalami tiga kali hasil seri secara beruntun, Salfas Soccer tak mampu memertahankan puncak klasemen usai takluk dari Benteng Muda IFA dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang Benteng Muda diciptakan Fachrial Samudra di menit ke-42.
Salfas Soccer tampil tanpa gairah. Permainan kolektif yang menjadi ciri khas mereka tidak tampak pada laga kali ini. Benteng Muda IFA lebih mendominasi laga berkat tusukan-tusukan pemain sayap dan gelandang mereka.
Pelatih Salfas Soccer Irwan Salam mengatakan, anak asunya seperti kehilangan semangat bertanding. Kondisi itu memudahkan pemain Benteng Muda untuk menekan mereka.
“Semangat juang mereka hilang. Saya sudah mencoba menaikkan moral pemain dengan melakukan pergantian tapi tidak berhasil,” ujar Irwan di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Gelandang Salfas Soccer Rendy Apriyansyah mengakui, ia dan rekan-rekannya bermain di bawah tekanan hebat. Keharusan tampil tanpa cela untuk memertahankan puncak klasemen hingga pengujung Liga Kompas membuat pemain merasa sedikit terbebani.
Tekanan membuat para pemain sulit menampilkan performa terbaik mereka di atas lapangan. Kondisi itu pada akhirnya menjadi bumerang.
Kondisi serupa juga menimpa Bina Taruna. Beratnya tekanan kepada pemain Bina Taruna untuk bisa menggeser Salfas Soccer bahkan membuat motor serangan Ade Akmal Yudistira cedera tangan.
Sebelum laga berlangsung, Akmal tidak banyak bercanda sebagaimana rekan-rekannya yang lain. Ia memilih berdiri berdiam diri di barisan paling belakang sebelum para pemain memasuki lapangan.
“Ada beban karena harus melampaui Salfas, orangtua juga berharap kami bermain bagus dan menang,” ucap Akmal.
Saat laga Bina Taruna menghadapi Mandiri Selection baru berusia satu menit, Akmal yang bersiap menyambut umpan silang Raka Cahyana Rizky jatuh setelah berbenturan dengan kiper. Posisi jatuh Akmal tak sempurna sehingga membuat tangannya cedera.
Kendati demikian, Bina Taruna berhasil memetik tiga poin lewat sepasang gol Brian Azura Nixon dan Raka Cahyana Rizky. Kemenangan 2-0 itu mesti dibayar mahal karena Akmal dipastikan absen akhir Liga Kompas musim ini.
“Kami sangat kehilangan Akmal. Dua laga sisa akan sangat berat tanpa dia,” kata pelatih Bina Taruna Saut LB Tobing.
Saut sangat menyadari pemain belia seperti Akmal masih sangat sulit menerima tekanan yang teramat besar. Terlebih ada tuntutan untuk selalu tampil bagus dan menang di setiap laga krusial.
Oleh sebab itu, Saut dengan sengaja tidak memberi tahu para pemain perihal kekalahan Salfas atas Benteng Muda IFA di laga sebelumnya. Hal itu dilakukan Saut agar pemain tidak memikirkan hasil laga tim lain, sehingga pemain bisa fokus ke laga sendiri dan tidak merasa terbebani.
Termakan ambisi
Pada pertandingan lain, ujian mental juga menerpa SSB Big Stars Babek FA. Menghadapi Astam, Babek FA membutuhkan kemenangan agar bisa terus merangkak ke posisi tiga besar klasemen. Ambisi itu kemudian justru hampir memakan pemain Babek FA.
Kendati tampil menekan dan memiliki sederet peluang emas, Babek FA baru bisa memastikan tiga poin beberapa detik jelang laga berakhir. Pemain serang Babek FA Muhammad Akiel menjadi penyelamat lewat gol semata wayangnya.
Akiel mengatakan ia dan rekan-rekannya bermain terburu-buru karena merasa harus memenuhi target menembus posisi tiga besar. Ambisi itu membuat para pemain Babek FA kurang tenang dalam penyelesaian akhir. Beberapa kali serangan yang mereka lancarkan mampu dipatahkan kiper Astam M Asadel.
“Kami punya target masuk tiga besar. Ada beban dan tanggung jawab yang kami pikul,” ujar Akiel.
Pelatih Babek FA Bonni Safruddin Wijaya mengakui pemainnya terbebani target. Target itu membuat pemain bernafsu memenangkan pertandingan.