MANCHESTER, SENIN - Secara teknis, Manchester City berada di atas angin untuk mengalahkan Schalke pada pertemuan kedua babak 16 Besar Liga Champions Eropa, Rabu (13/3/2019) pukul 03.00 WIB di Stadion Etihad. Namun, ”badai” masalah di luar lapangan dapat mengganggu ambisi mereka lolos ke perempat final.
Tuan rumah City sebetulnya hanya perlu hasil imbang di laga ini jika ingin lolos ke perempat final. Kemenangan 3-2 pada pertemuan kedua tim sebelumnya di kandang Schalke, Februari lalu, menjadi modal penting bagi “The Citizens”. Rekor pun berpihak ke tuan rumah. Tahun ini, mereka belum sekali pun kalah di markasnya, Stadion Etihad.
Satu-satunya kendala yang bisa mengganjal City di laga itu adalah aspek non-teknis. Menjelang laga itu, City mendapat hambatan terkait kasus dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP). Tidak tanggung-tanggung, mereka tengah diselidiki tiga lembaga sekaligus, yaitu FIFA, UEFA (Konfederasi Sepak Bola Eropa), dan FA (Federasi Sepak Bola Inggris).
Ketiga lembaga itu bergerak menyusul laporan media Jerman, Der Spiegel, tentang dugaan manipulasi pendapatan klub. City diduga menikmati kucuran uang dari perusahaan induk, Abu Dhabi United Group, dengan modus dana sponsor dari maskapai Etihad. Praktik injeksi uang di luar sumber pendapatan resmi seperti hak siar, sponsor, dan hadiah kompetisi, dianggap melanggar ketentuan FFP.
Menurut UEFA, jika pelanggaran itu terbukti, City terancam sanksi sangat berat, yaitu larangan bermain di Liga Champions untuk setidaknya satu musim. Sanksi itu akan menjadi pukulan telak bagi City, yang sangat berambisi meraih trofi Liga Champions. Kasus itu menjadi bola liar dan lebih jauh mengancam internal tim City.
Guardiola dispekulasikan akan meninggalkan City jika klub itu dikenai sanksi UEFA. Klub Italia, Juventus, disebut-sebut menjadi labuhan Guardiola berikutnya. Media di Italia, salah satunya Sport Mediaset, melaporkan, Juve telah mencapai kesepakatan verbal dengan Guardiola sebagai pelatih baru di musim depan.
Namun, kabar itu ditepis Guardiola. Ia menyebutkan, tidak akan meninggalkan City hingga kontraknya berakhir pada 2021, kecuali dipecat. City pun berang dengan berbagai tuduhan miring di luar, khususnya terkait pemberitaan Der Spiegel. City menuduh majalah investigatif Jerman itu telah membajak surat elektronik dan memanfaatkan sumber ilegal, Football Leak, dalam laporannya itu.
Berbagai masalah itu ibarat gula yang mempermanis laga City kontra Schalke. Menurut Guardiola, timnya fokus ke laga dan mengabaikan hal lain di luar lapangan. Komitmen serupa disampaikan Raheem Sterling, penyerang sayap City yang akhir-akhir ini tengah mengganas.
Menurut pengemas 17 gol di musim ini itu, City memiliki kans emas untuk membuat sejarah, yaitu menyapu empat gelar semusim. Belum pernah ada klub Inggris yang mencapai prestasi itu.
”Kami telah meraih satu trofi (Piala Liga). Hal terpenting adalah bukan berapa banyak gol yang saya buat, melainkan berapa banyak trofi yang didapat musim ini,” ungkap Sterling.
Di kubu sebaliknya, laga kontra City menjadi pertaruhan karir bagi pelatih Schalke, Domenico Tedesco. Karir pelatih berdarah Jerman dan Italia itu di ujung tanduk menyusul rentetan hasil buruk Schalke.
Klub itu menelan empat kekalahan beruntun dan kini tengah terjerembab di tepi zona degradasi Liga Jerman. Hasil buruk itu hanya bisa ditebus dengan tiket ke perempat final Liga Champions.
Para pemain Schalke berjanji tampil habis-habisan di Etihad demi menyelamatkan karir pelatihnya. ”Tentu saja kami akan melakukannya. Hal itu tidak akan mudah. Kami harus bersiap untuk itu,” ujar Guido Burgstaller, stiker Schalke. (AFP)