BEKASI, KOMPAS — Warga di Kota Bekasi, Jawa Barat, kekurangan tenaga penyuluh kesehatan. Layanan untuk mencegah merebaknya penyakit di masyarakat belum dapat dilakukan maksimal. Hal ini diperparah oleh rendahnya kesadaran masyarakat.
Unit Pelayanan Teknis Dinas Puskesmas Pekayon, misalnya, pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) melalui penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) baru menyasar 8.000 keluarga. Padahal, jumlah keseluruhan warga di Kelurahan Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan, mencapai 17.000 keluarga.
Kepala UPTD Puskesmas Pekayon dr Agung Insani, pada Selasa (12/3/2019), mengatakan belum seluruh masyarakat tersentuh sosialisasi PSN karena keterbatasan tenaga penyuluh. Saat ini, ada 330 kader penyuluh yang setiap hari berkunjung ke perumahan warga untuk menyosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk.
”Mereka merupakan warga sekitar yang direkrut secara sukarela. Dari 26 RW di Kelurahan Pekayon, setiap RW ada sekitar 10 kader PSN,” ucapnya.
Jika mengacu data Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Bekasi, pada Januari 2019 terdapat 75 kasus DBD. Angka itu meningkat signifikan dibandingkan pada Januari 2018 yang hanya berjumlah 49 kasus.
Petugas pendamping kesehatan lingkungan UPTD Puskesmas Pekayon Tiurina Tambunan menambahkan, kendala lain yang sering terjadi dalam upaya meningkatkan sosialisasi PSN disebabkan oleh kurangnya kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Masih ada warga yang menolak dengan alasan kompleks perumahannya bebas dari genangan air.
”Sarang nyamuk itu tidak hanya ada di saluran air. Nyamuk justru lebih senang hidup di dalam rumah, terutama kamar mandi, tempat penampungan air AC, dan belakang kulkas,” katanya.
Tiurina menambahkan, berhasilnya pencegahan penyakit DBD sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat. Hal itu sejalan dengan instruksi pemerintah kota yang mewajibkan masyarakat bertindak sebagai kader PSN di rumah masing-masing.
Pengakuan berbeda dikatakan M Tata (39), warga RT 002 RW 015 Kelurahan Pekayon. Dia mengatakan, hingga saat ini lingkungannya belum dikunjungi petugas penyuluh untuk mendapatkan sosialisasi tentang pemberantasan sarang nyamuk.
”Mungkin karena lingkungan kami bersih. Setiap hari Sabtu juga ada kerja bakti dari seluruh masyarakat,” ucapnya.
Optimalkan posyandu
Agung menambahkan, penyuluhan kesehatan masyarakat untuk hidup sehat juga dilakukan melalui berbagai pertemuan, termasuk kegiatan posyandu di tingkat RW. Posyandu dilakukan secara berkala setiap bulan.
Namun, penyuluhan melalui posyandu belum berjalan efektif karena tidak dihadiri seluruh masyarakat. Posyandu dianggap sebagai wadah bagi anak balita dan ibu hamil yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. ”Puskesmas sebenarnya wadah yang paling bagus untuk penyuluhan. Akan tetapi, kami tidak bisa kembangkan kegiatan lain karena anggaran terbatas,” ucapnya.
Belum optimalnya pelayanan pencegahan di Puskesmas Pekayon berbanding terbalik dengan tindakan kuratif yang selama ini gencar dilakukan Pemerintah Kota Bekasi. Melalui program Kartu Sehat berbasis nomor induk kependudukan, Pemerintah Kota Bekasi menjamin seluruh kesehatan warganya.
Program itu merupakan layanan kesehatan gratis tanpa batasan penyakit dan anggaran. Warga yang memiliki Kartu Sehat bisa langsung meminta rujukan dari puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Chasbullah Abdulmadjid.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat menyampaikan sambutannya pada puncak perayaan Hari Ulang Tahun Ke-22 Kota Bekasi, Minggu (10/3/2019), di alun-alun Kota Bekasi, mengatakan, penjaminan pelayanan kesehatan dilakukan dengan terus memperbaiki dan membangun berbagai fasilitas kesehatan di tingkat kota dan kecamatan.
Di tingkat kota, pihaknya membangun rumah sakit tipe-B, yaitu RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid yang direnovasi besar-besaran sejak 2011. RSUD itu diubah dari rumah sakit model bangsal menjadi rumah sakit modern.
Selain itu, di tahun 2019, pemeritah berencana meresmikan empat rumah sakit tipe-D di kecamatan. Rumah sakit itu dibangun di Kecamatan Jatisampurna, Pondok Gede, Bantar Gebang, dan Bekasi Utara (Kompas, 10/3/2019). (STEFANUS ATO)