Sejumlah calon anggota legislatif di Banten mengandalkan keterampilan pribadinya yang khas, selain mengampanyekan program, saat bertemu konstituen. Mereka menjalin hubungan interpersonal di sela memaparkan program-programnya.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
SERANG, KOMPAS – Sejumlah calon anggota legislatif di Banten mengandalkan keterampilan pribadinya yang khas, selain mengampanyekan program, saat bertemu konstituen. Mereka menjalin hubungan interpersonal di sela memaparkan program-programnya.
Iyus Gusmana, calon anggota DPRD Kota Serang di Serang, Banten, Selasa (12/3/2019), mengatakan, sehari-hari, dia bekerja sebagai tukang urut. Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Serang itu masih menjabat sebagai anggota DPRD Kota Serang.
“Saya sedang mencalonkan diri untuk periode kedua. Hingga sekarang, pekerjaan saya, ya tukang urut,” ujar Iyus sambil tersenyum. Jika sudah selesai menjelaskan visi dan misi, Iyus kadang-kadang mengurut konstituennya. Upaya itu juga dilakukan pada Pemilu Legislatif tahun 2014.
“Demikian kiat saya membina jaringan konstituen yang sudah terjalin. Sambil mengurut, saya sampaikan bahwa para konstituen sudah diadvokasi,” katanya. Bahkan, Iyus pernah mengurut beberapa pegawai organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota (Pemkot) Serang.
“Selama reses, saya menerima aspirasi dari para konstituen mengenai pembangunan. Saya sudah tidak (ada) PR (pekerjaan rumah) lagi,” ucapnya. Iyus mengurut warga yang ditemuinya saat situasi informal sambil mengobrol sehingga mereka lebih santai.
Sementara itu, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Nana Prayatna Rahadian mengandalkan hubungannya dengan para penerima manfaat program-program Rekonvasi Bhumi untuk meraih dukungan masyarakat Banten. Nana adalah Direktur Eksekutif Rekonvasi Bhumi.
Lembaga itu menjalankan skema jasa lingkungan di daerah aliran sungai (DAS) Cidanau. Nana pun kerap menyampaikan advis mengenai budidaya pepohonan dan penghijauan. “Lokasi kegiatan Rekonvasi Bhumi dan mitra-mitranya menjadi basis saya untuk berkampanye,” ucapnya.
Nana adalah penggerak warga untuk tetap menjaga pohon-pohon di lahan mereka. Warga memperoleh hasil dari tanaman-tanaman produktif sekaligus menerima insentif untuk mempertahankan kehijauan lahan. Hasil perkebunan seperti durian, manggis, duku, petai, melinjo, jengkol, dan cengkeh dijual.
Warga menjadi penyedia jasa di DAS Cidanau dengan menanam pohon. Sementara, pengguna jasa adalah perusahaan-perusahaan yang menggunakan air dari DAS tersebut. Rekonvasi Bhumi tergabung dalam Forum Komunikasi DAS Cidanau yang berdiri sejak 17 tahun lalu.
Saat ini, setidaknya terdapat delapan kelompok di Kabupaten Serang dan tiga kelompok di Kabupaten Pandeglang yang menjadi penyedia jasa. Setiap kelompok mengelola 25 hektar lahan. Masing-masing kelompok memiliki anggota sekitar 50 orang.