Tidak ada yang tahu pasti jumlah anak Indonesia yang bermusik di luar negeri. Tidak ada pula yang bisa memastikan daftar karya yang sudah mereka buat. Walaupun begitu, mengenal karya para diaspora tetap penting. Mereka jadi contoh bahwa musik dan kreativitas bisa melampaui semua batasan, termasuk batas spasial.
Musisi Elwin Hendrijanto (33) sekilas tampak seperti orang Indonesia kebanyakan. Perawakannya sedang dengan wajah oriental. Logat medok masih samar terdengar ketika ia berbicara. ”Saya aslinya dari Semarang,” kata Elwin saat konferensi pers di Jakarta, Senin (11/3/2019).
Elwin merupakan salah satu personel The Piano Brothers, duo pianis yang terbentuk di Inggris. Rekannya, Dominic Anthony Ferris, ialah warga negara Inggris sekaligus teman Elwin saat kuliah di Royal College of Music, London. Duo tersebut kini ada di bawah naungan label ternama, Abbey Road Studios, London.
Keduanya telah melahirkan beberapa karya, salah satunya musik untuk film The Making of a Steinway Model B Grand Piano. Adapun rekaman piano The Piano Brothers ditampikan pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia.
”Karya kami berdasar pada teknik klasik. Tetapi, musik kami lebih kontemporer, modern, dan populer. Istilahnya crossover music,” kata Elwin.
Sebagai komposer, Elwin pun pernah membuat musik untuk iklan kampanye Asian Games 2018 di televisi.
Kecintaannya pada musik, khususnya piano, dimulai sejak usia belia. Sejumlah kompetisi pun ia ikuti untuk mengasah kemampuan, antara lain Asian Electone Festival dan Cipta Award. Keduanya berhasil ia menangi.
Kemenangan itu membuka pintu baru bagi Elwin untuk belajar di luar negeri. Seusai memenangi Cipta Award pada usia 17 tahun, ia mengikuti pertukaran pelajar ke Belanda. Dari situ, ia memperoleh kesempatan untuk menempuh pendidikan sarjana di Belanda dan master di Inggris. Di negara terakhir, ia mulai membangun karirenya dari nol.
The Piano Brothers pernah diundang membuat musik orkestra dan piano untuk London Symphony Orchestra. Proyek musik mereka diberi nama Classic Rock. Sementara itu, keduanya pun pernah berkolaborasi bersama Royal Philharmonic Orchestra untuk album The Beach Boys. Album itu masuk Top 40 Charts di Inggris.
Mengenalkan karya
Tidak seru jika karya The Piano Brothers hanya diceritakan secara verbatim. Kehadiran mereka di Jakarta sekaligus untuk menggelar konser mini. Selain untuk memenuhi undangan dari pendiri PT Northcliff Indonesia, konser ini juga jadi ajang untuk mengenalkan karya Elwin dan Dominic kepada publik di Tanah Air.
”Semoga musisi Indonesia lebih dikenal lagi karya-karya dan prestasinya ” kata pendiri PT Northcliff Indonesia, Erry Sulistio.
Bukan hanya The Piano Brothers yang berkarya di luar negeri. Ada pula musisi-musisi lain dengan kondisi serupa, misalnya Anggun C Sasmi, Joey Alexander, hingga Daniel Sahuleka. Di Jakarta, The Piano Brothers ingin mendekatkan karyanya ke kampung halaman.
”Kami ingin menyampaikan musik yang high energy. Musik yang seperti ini kadang punya very difficult virtuosity, tetapi bisa sangat romantis dan sentimental. Kami akan bawakan lagu kami sendiri dan beberapa penyanyi lain, seperti Adele, Coldplay, dan Elvis Presley,” kata Elwin.
Konser
Elwin membuktikan kalimatnya saat konser berlangsung. Denting piano yang dimainkan olehnya dan Dominic terasa dinamis. Terkadang romantis, beberapa kali terasa intens hingga membuat deg-degan.
Walaupun berdasar pada pakem musik klasik, permainan piano keduanya tidak ”membosankan”. Ada pengaruh aliran pop klasik dan pop modern pada musik mereka. Kata Dominic, ”It’s like a salad of music.”
Improvisasi saat membawakan sejumlah lagu musisi lain pun dimainkan dengan apik. Nada mendayu, romantis, menggebu, semuanya diaransemen pada porsi yang pas. Elwin dan Dominic lihai memanfaatkan momen improvisasi. Penonton dijamin tidak akan mengantuk.
Malam itu, The Piano Brothers membawakan sejumlah lagu. Selain lagu aransemen mereka sendiri, seperti ”Ballad for Steinway”, mereka juga membawakan ”To Make You Feel My Love” oleh Adele, ”Viva La Vida” oleh Coldplay, ”If I Can Dream” oleh Elvis Presley, ”Uprising” oleh Muse, dan beberapa soundtrack dari film The Greatest Snowman. Beberapa soundtrack itu ialah ”A Million Dreams” oleh P!nk, ”This is Me” oleh Keala Settel, dan ”Rewrite the Stars” oleh Zac Efron dan Zendaya. (SEKAR GANDHAWANGI)