Mengenang Harina Hafitz, Perempuan Karier dan Ibu Rumah Tangga yang Ulet
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harina Hafitz, salah satu korban tewas dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3/2019) kemarin, dikenang oleh keluarganya sebagai perempuan karier dengan semangat perjuangan yang besar. Sebagai karyawan dari salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Food Program, Harina telah bekerja di beberapa negara sejak 1980-an.
”Ina (sapaan akrab Harina) adalah seorang ibu rumah tangga dan pekerja yang sangat ulet dari dulu. Seperti ibunya, ia tidak ingin tergantung dari orang lain. Perjuangannya luar biasa,” kata Hari Lutfi Hafitz, adik laki-laki Harina, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (11/3/2019).
Ina merupakan perempuan lulusan SMA Santa Theresia, Menteng, Jakarta, Jurusan Wisata. Perempuan yang lahir pada 1959 di Jakarta itu memulai kariernya dengan bekerja di sejumlah agen perjalanan. Salah satunya berada di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Di sanalah ia bertemu dengan suaminya asal Italia yang merupakan karyawan dari Organisasi Pangan dan Pertanian di bawah naungan PBB.
Setelah menikah, Ina ikut serta dengan suaminya ke beberapa negara di dunia. Beberapa di antaranya adalah Vietnam, Laos, Pakistan, Mozambik, dan Madagaskar.
Pasangan itu dikaruniai dua anak. Satu anak laki-laki berusia 26 tahun dan satu perempuan berusia 23 tahun. Mereka tinggal di Roma, Italia.
”Setiap ke luar negeri, Ina izin kepada keluarganya. ’Saya mau ke Nairobi, Kenya, nih, Minggu ini. Doain ya’,” ujar Hari sambil mengutip pesan tertulis dari Ina yang dikirim dalam grup Whatsapp keluarganya beberapa hari lalu.
Ina ke Nairobi dalam rangka menghadiri acara World Food Program (WFP) yang dihadiri oleh semua anggota staf WFP dari seluruh dunia. Tidak ada yang menyangka bahwa pesan itu merupakan yang terakhir dari Ina. Anggota keluarga menjawab, ”Hati-hati di jalan. Semoga sampai dengan selamat”.
Kabar meninggalnya Ina pertama diterima oleh anak-anaknya yang berada di Roma pada Minggu malam. Perwakilan dari PBB dan Kedutaan Besar RI di Roma mengunjungi kediaman keluarga Ina di sana dan menyampaikan kabar duka itu kepada anak-anaknya.
”Anak-anak shock dan bingung mendengar kabar itu dan langsung menghubungi adik saya yang saat itu berada di Istanbul, Turki, Halinda Putri,” ucap Hari. Sebelumnya, Halinda mengunjungi Roma untuk bertemu dengan Ina dan keluarga.
Saat menerima kabar duka itu, Halinda sedang dalam perjalanan balik ke Jakarta dan berada di Istanbul untuk transit. Mendengar kabar duka dari keponakannya, ia langsung balik ke Roma untuk mendampingi mereka. Ada pula adik Hari di Perancis yang juga rencana pergi ke Roma untuk menemani anak-anak Ina.
Hingga Senin (11/3/2019) malam, keluarga Ina belum menerima kabar mengenai hasil investigasi forensik ataupun kabar perkembangan terbaru lainnya. Total ada tujuh karyawan WFP yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, kemarin. Selain korban karyawan WFP, ada pula korban dari 35 negara yang berada dalam pesawat Ethiopian Airlines itu. Total korban jiwa dalam insiden tersebut 157 orang.